27 Oktober 2013

Sound of Rain

sound-of-rain
Title: Sound of Rain
Author: Lee Yong Mi
Cast:
  1. All member BAP
  2. Para yeoja
Genre: Romance, Angst
Rating: General
Length: Oneshoot / Songfict
Disclaimer:
Annyeong :) Author Lee Yong Mi kembali ^^
FF ini baru dibuat tadi malam dan selesai tadi siang :) Sesuai dengan judulnya, FF ini terinspirasi dari lirik lagu + MV BAP, Sound of Rain ^^ Setiap kata yang dicetak miring, berarti itu adalah flashback. Semoga FF ini bisa menghibur reader :)
Last, happy reading ^^
NOT FOR SILENT READERS AND PLAGIATOR PLEASE
~S.O.R~
South Korea, Seoul
“Ini lagu terbaru kalian.” Ucap manajer dari boyband BAP seraya memberikan selembar kertas pada masing-masing anggota. Para member membaca lirik lagu tersebut, kemudian mata mereka semua terbelalak.
“Hyung, lagu ini… apakah benar akan menjadi lagu untuk comeback kami?” tanya Youngjae pelan. Sang manajer mengangguk.
“Waeyo? Ada yang salah?” tanya sang manajer, namun tidak ada anggota BAP yang menjawab pertanyaan tersebut. Mereka hanya terhanyut pada sebuah memori… Sebuah kenangan masa lalu mereka masing-masing.

~S.O.R~
A girl like you is such a confusing 
set of questions and answers
So I shut my mouth
I bury love inside the farewell
~S.O.R~
“Yong Guk-ah~!”
Yong Guk menghela nafas pelan. Ia menghampiri seorang yeoja yang telah ia kenal selama beberapa tahun belakangan ini, yeoja bernama Lee Yong Gun.
“Kau darimana saja? Aku lelah untuk menunggumu terus.”
Yong Guk hanya diam, membiarkan Yong Gun berceloteh selama beberapa menit.
“Yong Guk-ah, kenapa kau hanya diam?”
Tidak ada jawaban dari Yong Guk. Ia hanya menatap Yong Gun dengan tatapan lelah. Ia lelah karena ia harus selalu menahan perasaannya di dekat Yong Gun. Entah berapa lama Yong Guk telah menyukai Yong Gun, namun ia tidak berani untuk mengungkapkan perasaannya pada yeoja itu sedikit pun.
“Yong Guk-ah, kau mendengarku, bukan?”
Yong Guk mengangguk pelan, berusaha untuk tersenyum walau sebenarnya ia sakit. Perasaan cinta sepihak ini hanya membuatnya merasa muak. Ia tidak menyukai saat tersebut.
“Aku akan pergi jauh, maka kau hanya diam saja?”
Yong Guk terperangah. Ia menatap Yong Gun tidak percaya, sedangkan Yong Gun hanya meletakkan tangannya di atas meja, dengan jarak 3 sentimeter dari tangan Yong Guk.
“Kau tidak mau menjawab? Baiklah, aku pergi.”
Yong Gun beranjak berdiri, namun Yong Guk menahan lengannya cepat.
“Kau… mau pergi kemana?”
Suara Yong Guk terdengar, sedikit gemetar karena ia menahan dirinya agar tidak meluapkan segala emosi yang selama ini ia tahan.
“Aku akan pergi, Yong Guk. Dan aku tidak akan pernah kembali. Aku tidak akan mengatakan padamu kemana aku pergi, karena sekali pun kau berusaha, kau tidak akan dapat menyusulku jika bukan saatnya kau menyusulku.”
Yong Gun melepas pegangan tangan Yong Guk pada dirinya, kemudian ia berjalan pergi meninggalkan Yong Guk. Yong Guk sendiri hanya dapat terdiam di tempat. Bagaimana perasaannya? Hanya ia yang tahu.
~S.O.R~
Outside the window, 
the forgotten rain and wind blows
In the wee hours of the night, 
I hear familiar songs from the radio
It’s perfect for thinking about you
~S.O.R~
Yong Guk terdiam. Tangannya menggenggam erat kertas yang bertuliskan lirik lagu untuk comeback mereka nanti.
Sound of Rain. Itulah judul lagunya. Membaca keseluruhan isi lagunya, membuat Yong Guk kembali teringat pada Yong Gun.
Tes… Tes…
Hujan. Yong Guk melihat dengan jelas tetes-tetes air hujan yang mengenai tepi jendela rumahnya. Padahal saat itu adalah malam hari dan cahaya lampu di luar rumahnya telah dipadamkan, namun kenapa ia dapat melihat tetes air hujan tersebut?
Radio yang awalnya hanya mengeluarkan suara dari seseorang yang sibuk berceloteh, kini berganti menjadi alunan dari sebuah lagu yang terdengar familiar di telinga Yong Guk. Itu adalah lagu yang selalu ia dan Yong Gun dengar.
Crap… Why don’t you get out of my mind, Jun Hee-ah?
Yong Guk memukul jendela di hadapannya pelan. Ia berusaha agar emosinya tidak kembali meluap, namun kali ini ia tidak berhasil.
Karena setitik cairan bening telah mengalir di pipinya. Ia menangis, menangisi kenapa dirinya begitu bodoh.
“Mengapa aku harus mempunyai perasaan ini?” gumamnya pada dirinya sendiri. “Aku membenci ini. Sudah seharusnya aku membenci perasaan ini. Tapi mengapa perasaan ini tidak mau hilang juga?!”
Yong Guk berteriak. Ia berdiri, mengangkat kursi kayu yang tadi ia duduki dan melemparnya dengan keras ke atas lantai, membuat kursi tersebut hancur berantakan. Yong Guk terisak, ia membenci dirinya sendiri. Ya, ia benci akan dirinya yang tidak mampu mengatakan apa pun pada Yong Gun.
Dan sekarang, semua terlambat.
~S.O.R~
There are two empty cups of coffee
In this place without you, I fight with loneliness
~S.O.R~
Himchan menghela nafas. Ia hanya menatap keluar jendela, kemudian matanya kembali berpaling pada dua cangkir yang tidak pernah ia pindahkan dari atas meja.
Dan dua cangkir itu kosong.
Himchan merasakan kesepian, kesepian yang sangat besar. Ia tahu bahwa ia memang tidak mempunyai hak untuk melarang yeoja itu pergi, namun apakah ia salah jika ia hanya berharap… yeoja itu dapat kembali?
Sayangnya, ia telah mendapatkan jawaban. Tidak. Yeoja itu tidak akan pernah kembali.
“Seharusnya… aku tidak pernah melepasmu…”
Ya, ia menyesalinya sekaran.
~S.O.R~
I walk alone on the streets
I go to the cafe I used to go a lot, I go watch a movie
I lock even myself in the memories, how about you?
~S.O.R~
Himchan berjalan sendiri. Ia pergi ke sebuah cafe dimana ia dan yeoja yang berada di dalam kenangannya sering kunjungi.
Cring…
Perlahan, ia membuka pintu cafe itu. Ia merasa bahwa ia masih dapat melihat siluet sang yeoja yang sedang menunggunya disana.
Namun sayangnya, yeoja itu kini tidak berada lagi disana.
‘Yong Mi-ah…’ batin Himchan. Ia memilih untuk duduk di satu tempat dimana ia dan yeoja itu biasa duduk.
“Tuan, anda tidak datang bersama pacar anda?”
Seorang pelayan menanyakan hal yang salah pada Himchan. Perlahan, Himchan menggeleng.
“Aniyo… Dia tidak akan datang. Selamanya Yong Mi tidak akan pernah datang lagi…”
Dan air mata tidak dapat dihindarkan lagi untuk tidak mengalir di pipi Himchan.
~S.O.R~
This weather, this temperature, 
this passing wind, will I remember it?
A person to be forgotten like 
a passing by black and white film
~S.O.R~
Daehyun memeluk dirinya sendiri. Ia sedang duduk di sebuah bangku taman, membiarkan angin memainkan rambutnya.
“Paboya…”
Ia menunduk, memperhatikan daun-daun di atas tanah yang bergerak karena dimainkan oleh angin. Pikirannya melayang jauh, kesaat dimana ia dan yeoja itu sedang berjalan berdua, menikmati permen kapas yang mereka beli dengan gembira. Ia bahkan bisa melihat bayangan dirinya saat dulu-dan juga yeoja itu-, disaat mereka berjalan melewatinya dengan tertawa bahagia.
Jika ia boleh jujur, ia lebih memilih untuk mengulang masa lalu. Ia ingin kembali ke masa lalu, menjalani kenangan-kenangan indah akan ia dan yeoja itu. Tapi sayangnya, ia tidak bisa mengulangi waktu. Ia hanya bisa menghadapi kenyataan, dimana yeoja itu tidak akan pernah berada di sampingnya lagi.
Angin kembali memainkan rambut Daehyun, membuat namja itu tersenyum tipis.
“Aku merindukanmu…”
~S.O.R~
I still miss you as I fall asleep
But on this a rainy night, I cannot fall asleep
~S.O.R~
Daehyun berusaha untuk memejamkan matanya, berharap ia akan segera tidur. Namun ia tidak bisa. Ia tetap memikirkan yeoja itu.
“Kenapa aku tidak bisa berhenti memikirkanmu, Yong Rae?”
Ia beranjak duduk, memperhatikan sebuah bingkai foto yang berdiri tegak di atas meja. Fotonya dengan yeoja itu, yeoja bernama Yong Rae. Tangannya meraih bingkai tersebut, memperhatikan dirinya dan diri Yong Rae pada foto tersebut. Mereka berdua tertawa lebar, dimana keduanya menatap ke arah kamera dan mengeluarkan lidah mereka masing-masing seraya tertawa. Daehyun masih ingat bagaimana yeoja itu pergi, meninggalkannya dengan sejuta pertanyaan.
Dan disaat semua pertanyaan itu terungkap, mengapa semua telah terlambat? Ia tidak bisa lagi mengejar Yong Rae.
~S.O.R~
Is this sound of the rain, your voice?
Is this a sound that calls to me? 
Am I the only one thinking of you?
Will this rain comfort me?
Do you know how I feel? 
I keep thinking of you
~S.O.R~
Himchan hanya terdiam. Hujan, hujan yang menjadi saksi dimana ia melihat setetes darah mengalir dari hidung Yong Mi.
“Eo? Ah, darah ini? Aku hanya mimisan, Himchan-ah.”
Tidak, Himchan tahu bahwa ada yang salah pada diri Yong Mi. Namun ia tidak berani untuk mengungkapkannya.
Mengapa?
Ia hanya takut. Takut akan mendengar jawaban yang tidak ia inginkan dari bibir mungil Yong Mi.
“Pakai ini.” Ucap Himchan seraya memberikan sebuah tisu pada Yong Mi, namun Yong Mi menggeleng.
“Himchan-ah, aku akan pergi.”
Raut wajah Himchan berubah pucat. Tisu yang tadi ia pegang sekarang melayang jatuh ke bawah.
“Aku tidak akan kembali. Jadi jangan mencariku, karena kau hanya akan menumukan satu titik kosong.”
Yong Mi beranjak dari duduknya. Ia memberikan sebuah senyum pada Himchan, namun darah kembali mengalir dari hidungnya.
“Annyeong, Himchan-ah…”
Dan yeoja itu melangkah pergi.
~S.O.R~
“Daehyun, bisakah kau belajar untuk melupakanku?”
Daehyun tidak menjawab apa pun. Ia hanya menatap wajah Yong Rae yang menatapnya datar.
“Tidak, kau jangan bertanya apa pun. Aku hanya… merasa tidak nyaman lagi denganmu. Kau tahu, aku akan pergi meninggalkanmu. Aku bosan.”
Daehyun tetap tidak mengatakan apa pun, namun ia tahu bahwa yeoja di hadapannya tersebut sedang berbohong.
“Jadi, selamat tinggal.”
Disaat Yong Rae berbalik, Daehyun menahan lengannya cepat.
“Wae? Kenapa kau berbohong?” tanya Daehyun yang membuat Yong Rae terkejut. Ia menepis tangan Daehyun.
“Kau jangan mengatakan hal yang aneh, Daehyun! Aku pergi.”
Yong Rae mempercepat langkahnya, agar Daehyun tidak dapat mengejarnya.
~S.O.R~
I draw you with a pencil, 
I erase you with an eraser 
that is the falling rain
~S.O.R~
“Apa gambarku bagus?”
Yongjae mengangguk. Ia membiarkan Yong Hyun melihat hasil lukisannya, namun ia heran melihat raut wajah Yong Hyun yang berubah.
“Yong Hyun-ah, waeyo? Apa lukisanku jelek?” tanya Yongjae, merasa kecewa akan dirinya sendiri. Yong Hyun menggeleng perlahan.
“Aniyo… Ini sangat indah, tapi kau terlalu berlebihan. Aku tidak se-indah seperti yang kau lukiskan.”
Yong Hyun meraih tas yang ia letakkan di atas meja, kemudian ia berbalik pelan ke arah Yongjae.
“Mianhae, sepertinya kau menganggapku terlalu berlebihan. Aku tidak tahu mengapa, tapi aku harus pergi. Jeongmal mianhae, Yongjae-ah. Annyeong.”
Yong Hyun melangkah pergi, dan sedetik kemudian Yongjae baru menyadari apa maksud yang ia katakan tadi.
“Yong Hyun-ah! Chankamman!!”
Namun Yong Hyun tidak terlihat lagi.
~S.O.R~
I draw you 
out again today, 
will I be able to erase you?
~S.O.R~
Yongjae menghela nafasnya. Ia menatap gambar diri seorang Yong Hyun pada buku gambarnya. Gambar itu terbuat dari pensil, dan Yongjae bisa saja menghapusnya.
Namun apakah ia dapat menghapusnya? Menghapus gambar yang merupakan sosok dari yeoja yang ia cintai?
“Kenapa… semua ini terasa berat?”
Yongjae menatap gambar itu sekali lagi, dan ia kembali merasakan sakit. Sakit akan kenapa yeoja itu telah pergi meninggalkannya. Dan mengapa semua terlambat baginya untuk mengulang kembali?
Ia sangat menyesalinya.
~S.O.R~
A bright red umbrella
Wet and drenched clothes and sneakers
I turn off and turn on the boiler
Whatever I do, it doesn’t dry
~S.O.R~
“Aigoo! Lihatlah dirimu, Yong Hee-ah! Kau basah kuyup!”
Yong Hee hanya tersenyum polos di depan Jongup. Jongup memberinya handuk, matanya melirik ke arah payung berwarna merah yang juga basah.
“Kenapa kau tidak menggunakan payungnya? Bukannya kau membawa payung, Yong Hee-ah?” tanya Jongup bingung. Dan lagi, yeoja itu hanya tersenyum polos.
“Gwenchana! Hujan seperti ini… tidak akan membuatku sakit…”
Ia menunduk sesaat, membuat Jongup merasa ada yang ia sembunyikan.
“Yong Hee-ah, waeyo?” tanya Jongup seraya memegang dahi Yong Hee, namun Yong Hee menepis tangannya.
“Mianhae…”
Hanya satu kata itu, sebelum Yong Hee membuka payung merahnya dan berlari menjauh dari Jongup. Jongup terdiam, tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
~S.O.R~
Is that how I feel or is it not?
A confusing set of questions and answers
~S.O.R~
Jongup hanya berusaha untuk diam. Ia tidak ingin ada orang lain yang menyadari bagaimana perasaannya sekarang. Justru, ia sendiri bingung akan perasaannya.
‘Apa aku telah melupakannya?’
Pertanyaan itulah yang selalu berputar di dalam pikirannya. Ia berusaha menyingkirkan bayangan akan yeoja bernama Yong Hee tersebut, namun entah kenapa ia tidak dapat melakukannya.
‘Bukankah aku telah melupakannya?’
Sebenarnya, ia membohongi dirinya sendiri. Ia tidak melupakannya, bahkan jika ia berusaha untuk melupakannya, ia justru akan kembali mengingatnya.
Jongup berdiri, ia berjalan keluar jendela dan melihat tetesan air hujan yang perlahan turun dari atas langit, membuatnya kembali teringat pada sosok Yong Hee yang berlari menghampirinya dari kejauhan.
‘Paboya! Aku harus melupakannya!!’
Jongup menghempaskan dirinya di atas sofa. Ia memegang kepalanya yang terasa pusing, hanya karena memikirkan Yong Hee.
“Menjauh dari pikiranku, LEE YONG HEE!!!”
Sayangnya, Yong Hee tidak akan pernah menjauh dari pikiran seorang namja yang mencintainya.
~S.O.R~
On a rainy day, I fell for you
We used to love each other so much
It didn’t seem like we had to do this
So my heart hurts so much, heart hurts
~S.O.R~
“Choi Jun Hong! Lepaskan aku!!”
Zelo-yang bernama asli Jun Hong-tidak berniat untuk melepas pegangannya pada tangan Yong Ah. Ia hanya ingin menahannya.
“Jangan menahanku! Aku tidak mau bersama denganmu lagi!”
Yong Ah menarik tangannya dari pegangan Jun Hong. Hujan, kembali menjadi saksi dimana Jun Hong dan Yong Ah tidak lagi akrab seperti dulu.
“Wae?! Kenapa kau mengatakan hal itu?! Kau tidak mau berteman denganku lagi, Yong Ah?”
Ya, mereka memang hanya teman.
“Ne! Aku tidak mau lagi berteman denganmu! Jujur saja, aku muak dengan semua ini! Aku muak karena melihat dirimu! Aku-“
Jun Hong terbelalak melihat darah yang mengalir di sela-sela air hujan di wajah Yong Ah.
“Kau… mimisan?”
Yong Ah segera menutupi hidung dan mulutnya. Ia berjalan mundur dari Jun Hong, membuat Jun Hong semakin jelas melihat darah itu menetes dari tepi tangannya…
“Aku membencimu, Choi Jun Hong!!!!”
Jun Hong berusaha menahannya, namun Yong Ah kembali menepis tangannya dan berlari pergi.
~S.O.R~
From the beginning, I held you in the 
left side of my heart and you thickly remain
~S.O.R~
Zelo membuka sebuah buku, dan ia terpikirkan akan sosok Yong Ah. Buku itu bertuliskan tulisan tangan Yong Ah dan dirinya, selama mereka berteman dulu.
Jun Hong, jeongmal gomawo… Kau telah menyayangiku selama ini.
Aku juga akan menyayangimu! Aku janji!
Tulisan tangan Yong Ah tersebut berhasil membuat air mata Zelo mengalir deras.
“Kau berjanji untuk menyayangiku? Lalu kenapa kau pergi, huh?”
Zelo melempar buku itu ke sembarang arah. Ia berteriak, meluapkan segala emosinya.
“Kau pembohong! Kau tidak pernah menyayangiku! Kau hanya menusukku dari belakang!!”
Lagi, untuk kesekian kalinya kamar tersebut kembali berantakan karena emosi dari seorang Zelo. Zelo terengah, matanya menatap ke arah figura besar, dimana disana terdapat fotonya dengan Yong Ah.
Hanya figura itulah yang tidak dapat Zelo hancurkan, karena ia takut untuk menghancurkan kenangannya bersama Yong Ah.
Ia takut jika ia harus melupakannya…
~S.O.R~
Now you remain as a broken 
fragment that’s deeply engraved inside
You pull me in
I think I lied when I said I could live without you
I throw away my feelings 
but I still miss you as I fall asleep
~S.O.R~
“Sekarang, kita akan syuting untuk MV ini.” Ucap manajer BAP semangat, namun semangatnya menghilang ketika melihat semua anggota BAP hanya murung. “Waeyo? Kalian sakit?”
“Aniyo…” jawab anggota BAP pelan. Mereka saling tatap satu sama lain, kemudian mengalihkan pandangan mereka.
“Lalu? Kalian semua tampak sedih.”
Tidak ada yang menjawab. Mereka hanya menatap ke arah kertas yang bertuliskan lirik lagu Sound of Rain.
“Baiklah, karena kalian tidak mau menjawab, aku tidak akan bertanya lagi. Sekarang, Yong Guk-ah, kau mendapat giliran pertama untuk syuting individu. Ayo ikut.”
Yong Guk mengangguk pelan.
“Ne, hyung…”
~S.O.R~
Lagu Sound of Rain terputar keras di ruangan itu. Yong Guk harus dapat mengekspresikan rasa sakitnya karena ditinggal oleh yeoja yang ia cintai.
Baginya, mudah saja untuk berakting seperti itu. Ah, maksudnya bukan berakting. Tapi ia memang terhanyut akan perasaannya. Ia masih merasakan sakit karena ditinggal oleh Yong Gun.
But on this rainy night,
I cannot fall asleep
Yong Guk melihat sekelilingnya. Wajahnya menyiratkan bahwa ia sedang mencari, mencari sesuatu yang sangat ia rindukan. Yeojanya.
Is this sound of the rain, your voice?
Is this a sound that calls to me?
Samar, terdengar suara hujan dari luar ruangan. Yong Guk memegang kepala dengan kedua tangannya, takut mendengar suara itu.
Am I th eonly one thinking of you?
Will this rain comfort me?
Menenangkan? Tidak, hujan tersebut justru membuat Yong Guk takut. Ia takut jika ia memikirkan Yong Gun. Hujan, hanya semakin membuatnya memikirkan Yong Gun.
Do you know how I feel?
I keep thinking of you
Yong Guk kembali emosi karena memikirkan Yong Gun. Kursi yang berada di dekatnya pun, berhasil ia banting dengan keras ke atas lantai, membuat kursi itu hancur berantakan.
Dan kemudian, Yong Guk menangis.
~S.O.R~
Himchan duduk di tepi meja. Ia memainkan pematik yang berada di tangan kanannya. Lagu Sound of Rain membuatnya kembali teringat pada Yong Mi.
Dear sky, please help me
‘Ya, langit… Tolong bantu aku…’ batin Himchan. Ia menahan emosinya, namun sepertinya ia gagal, karena sekarang matanya berkaca-kaca.
Please stop this rain
So that I can forget her, oh no
Bunyi gemuruh hujan mengalahkan bunyi dari lagu Sound of Rain. Himchan berdiri, berjalan perlahan ke arah sebuah manekin wajah kemudian… dengan pematik itu, ia membakarnya.
Ia berharap, dengan berkibarnya api pada manekin itu, ia dapat melupakan Yong Mi…
Tapi, apakah ia bisa melupakannya?
~S.O.R~
Daeyun berjalan menuruni tangga. Ia memang harus berakting seperti itu, namun sekali lagi, ini bukanlah akting.
Is this sound of the rain, your voice?
Is this a sound that calls to me?
Daehyun menghela nafas. Lagu Sound of Rain tersebut membuatnya kembali teringat pada Yong Rae.
Am I the only one thinking of you?
‘Ya, benar. Apa hanya aku yang memikirkan dirimu?’ batin Daehyun. Ia menatap ke arah kamera, melihat sosok dirinya dengan wajah yang terluka.
Will this rain comfort me?
Do you know how I feel?
I keep thinking of you
Kesal, marah. Daehyun berteriak, melampiaskan semuanya dalam satu scene di MV-nya.
Ia hanya ingin semua tahu, betapa sakitnya ia saat ini…
~S.O.R~
Yongjae melangkah menghampiri sebuah manekin yang terbaring di atas ranjang khas rumah askit. Tangannya menggenggam sebuah gunting, yang biasanya digunakan oleh dokter bedah.
Matanya menoleh ke arah jendela, dimana ia seakan melihat bayangannya dengan Yong Hyun yang sedang tertawa.
Outside the window,
The sound of the rain rings
I remember the stories of us
I can’t live without you girl
Hujan semakin deras. Yongjae menggeleng pelan, berusaha menghilangkan bayangan Yong Hyun dari pikirannya.
Namun…
“Yongjae-ah~”
Bahkan sekarang suara Yong Hyun seakan terdengar jelas di dalam pikirannya. Perlahan, tangan Yongjae menyentuh manekin yang berada di hadapannya… seakan menyentuh wajah Yong Hyun…
Dan ia menangis.
~S.O.R~
Jongup hanya duduk. Adegannya memang hanya duduk, namun ia tidak hanya duduk. Ia memikirkan bagaimana seandainya Yong Hee masih hidup, masih berada di sisinya…
Sayangnya, itu tidak mungkin, bukan?
On rainy days,
I miss you and our kiss
Bahkan Jongup masih mengingat bagaimana rasanya bibir mungil Yong Hee. Mereka memang hanya berteman, namun entah kenapa dulu ada saat dimana mereka terbawa perasaan masing-masing, sehingga mereka saling berciuman satu sama lain. Dan ciuman itu tidak mereka lakukan dengan nafsu, melainkan dengan perasaan… penuh cinta.
Outside the window,
The sound of the rain rings
Jongup ingat, saat hujan adalah saat terakhir ia melihat Yong Hee, melihat yeoja itu dengan payung berwarna merahnya…
I remember the memories of us
I can’t live without you girl
Jongup menangis. Ia tidak sanggup menahan rasa sakit itu sendiri. Ia tidak bisa hidup tanpa yeoja itu…
Tapi, apakah Yong Hee akan mengizinkannya untuk menyusulnya?
~S.O.R~
Zelo duduk di tepi sebuah meja. Ia menahan tangisnya, bukan karena akting, namun karena mengingat sosok Yong Ah.
On rainy days,
‘Pada hari hujan… Ia meninggalkanku.’
Zelo beranjak dari duduknya. Ia menghampiri sebuah vas bunga yang berisi air, dengan bunga yang telah mati di dalamnya. Tangannya meraih sebuah cairan berwarna hijau, mencampurkannya di dalam air tersebut, dan dalam sekejap air itu berubah warna menjadi hijau. Zelo mengangkat vas bunga tersebut, dan sekejap ia kembali teringat pada Yong Ah.
Air yang berwarna bening, akan berubah warna menjadi hijau jika dicampurkan dengan warna hijau…
Sama seperti cinta. Cinta yang awalnya murni, akan berubah jika cinta tersebut tidak dijaga…
‘Yong Ah…’
Zelo menangis, dan vas bunga tersebut terlepas dari tangannya, jatuh ke atas lantai dan pecah…
~S.O.R~
“Eo? Ada sebuah surat!”
Zelo mengambil surat tersebut, kemudian ia membawanya ke dalam dorm BAP.
“Hyung! Ada surat untuk kita semua!!” teriak Zelo. Anggota BAP yang lain pun menghampirinya, kemudian mereka berkumpul di ruang tengah.
“Bacakan, Zelo. Itu surat dari penggemar?” tanya Himchan. Zelo mengangkat kedua bahunya, kemudian ia membuka surat itu. Matanya terbelalak ketika membaca baris pertama.
“Zelo, waeyo?” tanya Yong Guk. Zelo menelan ludah.
“Dari… Lee Yong Gun, Lee Yong Mi, Lee Yong Rae, Lee Yong Hyun, Lee Yong Hee, Lee Yong Ah…”
Seketika semua anggota BAP menjadi diam. Mereka ingat dengan nama itu, nama dari para yeoja yang pergi meninggalkan mereka…

Annyeonghasseo. Apa kabar? Em, apa suratku terlalu kaku? Baiklah, aku hanya ingin tahu bagaimana kabar kalian walaupun sebenarnya aku telah tahu, karena aku selalu mengawasi kalian.
                Pada kata ‘mengawasi’, apa kalian berpikir bahwa aku mengawasi kalian dari jauh? Tidak. Aku mengawasi kalian dari suatu tempat yang tidak akan pernah bisa kalian datangi jika bukan waktunya. Aku telah berada di dunia yang berbeda dengan dunia kalian.
                Apa kalian terkejut? Marah? Atau justru kalian membenciku? Mianhae. Aku mengirim surat ini hanya karena ingin kalian mengetahui kebenaran akan diriku, dan agar kalian tidak menganggapku meninggalkan kalian tanpa alasan.
                Namaku yang sebenarnya adala Lee Yong Ji. Aku sengaja merubah namaku menjadi berbeda-beda di hadapan kalian, karena aku hanya ingin kalian tidak tahu identitasku yang sebenarnya. Aku tahu bagaimana perasaan kalian padaku, tapi maaf, aku tidak dapat menerima kalian. Karena aku tahu, bahwa hidupku tidak akan lama lagi.
                Disaat menulis surat ini, aku tidak lagi bisa bertahan. Dokter mengatakan bahwa mungkin dalam waktu beberapa hari lagi, ajal akan menjemputku. Kalian tidak perlu tahu aku mempunyai penyakit apa, yang kuinginkan adalah kalian tahu bahwa aku sakit parah, dan saat ini aku tidak berada lagi di dunia yang sama dengan kalian.
                Aku sangat menyayangi kalian, bahkan lebih. Aku mencintai kalian, jujur saja. Apa aku begitu rakus, menyukai 6 namja yang hebat seperti kalian? Sepertinya aku bersalah, karena aku meninggalkan kalian tanpa penjelasan. Aku hanya takut kalian akan mengasihaniku, kemudian kalian akan menemaniku sampai ajal menjemputku. Tidak, biarkan aku sendiri yang berjuang sampai akhir. Aku tidak mau kalian merasa sedih, karena aku akan baik-baik saja. Kalian percaya padaku, bukan?
                Kumohon, janganlah sedih. Maaf karena aku membohongi kalian semua. Bagaimana karir kalian? Apakah sukses? Semoga. Aku mendo’akan kalian disini. Jangan pernah melupakanku, ya? Ah, dokter telah memanggilku. Mungkin beliau khawatir jika kondisiku bertambah buruk.
                Tenanglah, aku tidak apa-apa. Aku adalah yeoja yang kuat, jadi kalian tidak perlu khawatir akan diriku. Aku akan selalu menunggu kalian, tidak peduli kalian sekarang membenciku. Aku memang bersalah, dan maaf.
                Suratku terlalu panjang? Mianhae. Aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku pada kalian. And this is truth, guys… I love all of you.

Lee Yong Ji

Setelah Zelo membacakan isi surat tersebut, semua anggota BAP hanya diam. Tidak ada yang berbicara sedikit pun. Perlahan, Yong Guk berjalan meninggalkan tempat itu, disusul oleh Yongjae, Daehyun, Himchan, dan Jongup. Zelo hanya menatap surat di tangannya.

P.S: Jika kalian mendengar suara hujan… Itu berarti aku sedang melihat kalian. Saranghae.

Air mata mengalir di pipi Zelo, terus mengalir, membuat ia terisak keras.
“Yong Ah… Pabo. Jeongmal paboya!!!”
Dan Zelo membuang kertas itu keluar jendela. Tanpa ia ketahui, angin membawa kertas itu menjauh…
Sound of Rain
END

1 komentar:

  1. EXCUSE ME BUT THIS IS MY FF!
    SAYA ADALAH AUTHOR LEE YONG MI DAN ANDA TIBA-TIBA SAJA ME-REPOST TANPA SEIZIN SAYA? SIAPA ANDA DAN APA HAK ANDA UNTUK ME-REPOST FF SAYA? APA PERLU SAYA MEMINTA PADA SEMUA READERS SAYA UNTUK ME-REPORT SPAM BLOG ANDA SEHINGGA BLOG ANDA DIHAPUS? CIH. HARAP PUNYA RASA MALU DAN HAPUS SEGERA FF SAYA, ATAU ANDA AKAN SAYA LAPORKAN PADA SEMUA ORANG SEBAGAI PLAGIATOR!

    BalasHapus