25 Oktober 2013

(Repost) BaekYeol | Yearning Heart | Oneshoot | FF member


Tittle : Yearning Heart
Author: KeziaExotic
Rated : T / PG17
Gendre : YAOI (boy x boy), Hurt / angst (don’t like don’t read)
Pairing : Byun Baekhyun
Park Chanyeol
Warning : YAOI (Boy X Boy), Alur berceceran,Typo bertebaran and EYD nyasar.
Cast : Milik Tuhan & SME, FF real buatan author + baekyeol is MINE xD
Author : annyeong readers deul, Author balik lagi *tebar lope ke baekyeol (?)*. Kali ini author bawain FF Angst nih? Moga aja suka nde? Mian aja kalo jelek xDv
DON’T FORGET TO RCL & LIKE NE……….!!!!!!
-
-
-
-
Author Pov
8 Years Ago
Delapan tahun yang lalu, disebuah desa ditengah kota seoul. Tinggalah sebuah keluarga dimana disana terdapat seorang anak kecil laki – laki, hidupnya terbilang sempurna tapi dibalik kesempurna itu terdapat sesuatu yang tak bisa dibayar dengan apapun sekalipun itu harta mereka.
Baekhyun, anak laki – laki itu bernama baekhyun lebih tepatnya byun baekhyun. Setiap harinya ia lewati seorang diri, meskipun ia memiliki semuanya tapi ada satu yang ia tak punya yaitu sebuah kasih sayang dari kedua orang tuanya. Mereka selalu sibuk saking sibuknya mereka sampai jarang pulang kerumah, sampai hari minggupun mereka habiskan hanya untuk berkerja dan bekerja. Tapi ada satu yang tak kan pernah baekhyun lupakan ia memiliki chanyeol, sahabat yang selalu ada untuk dia.
Chanyeol adalah satu – satunya orang yang mengerti atau bahkan sangat memahami baekhyun. Setiap hari ia habiskan hanya untuk baekhyun karena ia tahu Cuma dia yang baekhyun punya jika tanpa dia baekhyun akan merasa kesepian. Kedua orang tua chanyeol juga adalah teman akrab orang tua baekhyun itu mengapa mereka bisa seakrab ini. Bahkan tak banyak yang mengira kalo mereka seperti adik atau saudara kembar (?).

Chanyeol Pov
Malam itu, aku terlihat begitu sibuk. Ya malam ini aku berniat untuk menginap dirumah baekhyun. Ini adalah hari special buat baekhyun, hari ini usianya genap 12 tahun. Dengan langkah ceria kuberjalan menelusuri setiap gang menuju rumah baekhyun tak lupa sebuah kado untuk baekhyun.
Langkah ku terhenti ketika memasuki pekarangan rumah baekhyun, bagaimana tidak rumah sebesar ini hanya baekhyun dan pembantunya yang menempatinya. Alangkah menyedihkannya nasib baekhyun, setidaknya bila dibanding denganku nasibku masih jauh lebih baik.
Ku lanjutkan langkahku, sepi dimana baekhyun? Biasanya ia selalu menyambutku dengan senyum khasnya. Walau usia ku jauh lebih muda dari baekhyun tapi sikap dan prilaku baekhyun jauh lebih polos dari sikapku dan aku bahagia bisa mengenalnya.
Tanpa ragu aku menuju kamar baekhyun dilantai dua, dia disana tapi sedang apa baekhyun dikamarnya padahal ini masih sore. Kudekati tubuh kecil itu, melihat apa yang sedang baekhyun lakukan.
“yeollie….hiks….hiks”isak baekhyun
“waeyo baekkie~ah?”tanya ku khawatir melihatnya menangis seperti itu. “kenapa….hiks…..kenapa mereka lupa padaku…hiks”
“nuguya baekkie~ah?”
“um…..hiks….ma…..appa…hiks”
Betapa terkejutnya aku saat melihat baekhyun menangis dan itu hanya karena kedua orang tuanya sama sekali tak mengingat hari spesialnya. Sesibuk itukah mereka hingga melupakan malaikat kecilnya ini. Dengan sebuah pelukkan yang hangat aku berjanji pada diriku sendiri untuk selalu berada disamping baekhyun, memberikan seluruh waktuku hanya untuk bersamanya, mencurahkan segala kasih sayangku hanya padanya dan takkan sedetikpun ku tinggalkan ia seorang diri…..i’m promise baekhyun~ah.

8 Years Later
“aaaaaaaaaaa~~”teriak seorang namja jangkung saat ia baru saja menyelesaikan tugasnya.
Hi, aku adalah park chanyeol. Umma dan Appa selalu memanggilku chanyeol, aku adalah namja berusia 20 tahun, mahasiswa New York University bagian teknologi. Teman – teman ku sering memanggilku happy virus kalian tau kenapa? Karena aku adalah seorang malaikat maut dengan sejuta senyum yang mematikan hahahahaha terlalu berlebihan sekali tapi itulah aku yang tak bisa sedikitpun untuk bersedih apalagi menangis. Perlu kalian ketahui aku tak suka tinggal disini kenapa? Karena tempatku bukan disini tempatku jauh disana dan sayangnya aku tak tahu dimana itu.
Sore itu, seperti biasa ku habiskan sisa hari ku hanya untuk bermain basket. Aku mencintai basket bahkan seingatku dulu ada yang mengikatku antara hidupku dengan basket dan lagi – lagi aku tak mengerti atau mungkin tak ingat siapa itu. Sedikit kecewa karena kedua orang tua ku tak pernah mau cerita apapun tentang masalalu ku, baiklah lupakan masalaluku dan kembali menata masa depan ku. That’s my principle.
“baru pulang sayang?”tanya umma saat aku tiba dirumah sore itu.
“nde umma……appa belum pulangkah?”
“sepertinya appa mu pulang malam sayang….bagaimana harimu dikampus? Ayo ceritakan pada umma? Umma ingin tahu seperti apa kegiatan anak kesayangan umma dan appa ini selama dikampus?”tanya umma sambil duduk disampingku
“umma chanyeol bukan anak kecil lagi….jadi berhenti memperlakukan chanyeol seperti itu”keluhku
“chanyeol justru karena umma menyayangimu….mianhae chanyeol umma hanya takut saja”ucap umma dengan mata berkaca – kaca.
“umma mianhae”pelukku saat melihat umma hendak menangis karena ku.
Baekhyun Pov
Sementara itu, berbeda dengan chanyeol. Tepatnya di seoul seorang namja yang seusia dengan chanyeol sedang asik menikmati suasana pagi itu disekitar pekarangan rumahnya.
“delapan tahun yang lalu disini ditempat ini kita selalu menghabiskan waktu bersama. Apa disana kau rindukan aku seperti aku disni? Apa disana kau ingat aku selalu sperti aku yang selalu ingat kamu? Dan apa disana kau memikirkan aku sperti aku disni?”
“yeollie mana janji mu? Kenapa disaat tragedy itu kau malah meninggalkanku? Kenapa disaat semua yang kusayangi pergi kau juga ikut pergi? Yeollie tak sadarkah aku begitu kesepian disini….appa umma meninggalkanku tepat diusiaku ke 14 tahun meninggalkanku untuk selamanya karena kebakaran itu…yeollie kembali kumohon”
Menangis, hanya itu yang mampu kulakukan setiap kali merasa kesepian. Empat tahun yang lalu menjadi saksi bisu saat aku harus terima bahwa rumahku terbakar habis, kedua orang tua ku mati disana dan lebih parahnya satu – satunya orang yang kucintai terhantam benda tumpul saat menyelamatkan ku.
Aku mengutuk diriku mengutuk semua ini, dia pergi karena ku semua pergi karena ku. Appa umma mati karena ku, chanyeol terpaksa dirawat berbulan – bulan karena ku. Ini slahku dan kenapa tuhan malah membiarkan ku hidup saat semua pergi begitu saja dalam hitungan jam. Belum lagi saat aku tau orang tua chanyeol membawa chanyeol pergi tanpa memberitahuku.
“AKU BENCI DUNIA INI TUHAN”teriakku lalu memukul pohon yang tak jauh dari tempatku.
Author Pov
Pagi harinya, seperti biasa baekhyun pergi kekampus. Baekhyun termaksud siswa teladan berbagai beasiswa ia dapatkan dengan muda tapi begitulah baekhyun ia lebih suka menyendiri tanpa berkomunikasi dengan yang lain.
Seperti saat ini, baekhyun hanya diam dimejanya dengan earphone ditelinganya dan buku didepannya.
“lihatlah anak itu aneh sekali tak pernah mau bergaul”seru seorang mahasiswa pada temannya
Baekhyun hanya melirik sekilas tanpa peduli dengan ucapan kawan – kawannya. Yang ia pikirkan hanya satu ucapan chanyeol yang selalu bilang “jangan pernah hiraukan siapapun yang mengataimu….ikuti saja kata hatimu tunjukan pada mereka bahwa kau tak seburuk dengan apa yang mereka nilai kepadamu”.
Ucapan yang akan selalu baekhyun ingat dimana pun ia berada, meski kini tak ada chanyeol disisinya lagi. “tuhan ku mohon dimanapun yeollie berada dekatkan lah ia selalu bersamaku” batin baekhyun.
Berbeda dengan baekhyun, chanyeol baru saja pulang sehabis les music bersama teman – temannya. Senyum bahagia terkembang di wajahnya, tanpa sengaja chanyeol mendengarkan percakapan kedua orang tuanya.
“apa tidak bisa atasanmu itu memerintahkan mu bertugas dinegara lain? Yeobo aku takut jika kita kesana chanyeol akan bertemu dengan anak itu lagi aku takut yeobo”
“aku juga sayang….tapi mau bagaimana lagi? Aku tak bisa menolak mungkin sudah saatnya chanyeol tau semuanya honey?”
“appa…..umma”panggil chanyeol dan kedua orang tua chanyeol sedikit terkejut melihat anaknya disana. “channie sayang?”panggil umma. “apa yang umma rahasiakan? Kenapa umma dan appa tega padaku? Sampai merahasiakan semua ini”seru chanyeol.
“yeobo bagaimana ini?”
“suatu saat nanti kau akan tau semuanya nak….mianhae karena kami belum siap memberitahu mu”ucap appa lalu memeluk chanyeol.
Kini seribu pertanyaan bersarang di otak chanyeol, apa dan kenapa kedua orangtuanya merahasiakan semuanya sampai seperti ini. Sejak saat itu chanyeol hanya bingung dengan semua ini, dipikiran chanyeol hanya satu bagaimana cara chanyeol agar chanyeol tahu semuanya.
Hingga hari itu, pada minggu ke 4 setelah kejadian itu. Chanyeol dan keluarganya pindah ke seoul. Appanya dipindah tugaskan meski begitu ia masih bisa tersenyum walau hatinya masih bertanya tanya tentang semua ini.
“channie….appa akan mengantarkan mu kekampus barumu nde?”
“annie umma…..aku sdah besar mana bisa aku masih harus di antar jemput appa….uhhh dimana muka ku akan ku taruh jika teman2 baruku tahu umma”seru chanyeol sambil mem pouts kan bibirnya.
“hahahaha honey jangan terlalu mengekang anak semata wayang kita ini….dia sudah tau mana yang baik dan buruk jadi biarkan ia pergi dengan motor baru yang ku belikan untuknya”jelas appa lalu memberikan kunci motor pada chanyeol.
“gomawo appa….umma channie berangkat dulu I love chu”
Baekhyun Pov
Aku berjalan tergesah – gesah, hari ini aku ada bimbingan mendadak dengan wali dosenku dan sialnya aku malah terlambat bangun.
“sigh…..jam alarm sialan….gara – gara dia aku terlambat”celotehku sambil sedikit berlari.
‘sial’ ternyata kesialan ku tak sampai disana, seseorang dengan motor mewahnya dengan cepatnya melewatiku dan naas pakaian ku kotor dibuatnya. “yah~ berhenti kau”teriak ku lalu melemparkan kaleng minuman pada pengendara itu.
BLETAKK~
‘yes’ sasaran ku tepat mengenai pengendara motor itu. Dengan langkah berani kuhampri dia, OMG itu yang keluar dari mulutku saat melihat sesosok malaikat dihadapanku. Seakan terpana aku lupa tujuanku menemuinya dan malah asik menikmati wajah tampannya.
“kenapa kau melihatku seperti itu hmm?”
“kau………tak bisakah kau lihat ini….pakaianku kotor karena mu…kau harus tanggung jawab”cerocosku tanpa henti.
“ambillah ini dan anggap semua selesai okay?”serunya lalu memberiku 5 lembar uang seratus ribu dan pergi “yah~ kau pikir aku apa huh? Aku tak butuh ini….yahhhhh~”teriakku dan kulempar ia dengan kaleng minuman lagi.
Dengan wajah marah, namja itu menghampiriku sambil membawa botol minuman yang kulempar tadi. “apa yang kau mau hmm? Bukankah semua sudah selesai”ucapnya masih tenang. “aku tak butuh uang mu”ujarku dan kuserahkan uang itu padanya.
“lalu apa yang kau inginkan namja cantik”
“mwo? Kau bilang apa?”
“cantik waeyo? Tak suka kah?”
“aku tak cantik….apa kau tak bisa lihat aku ini namja….N-A-M-J-A kau dengar itu?”
“nde nde nde dank au cantik”
“aish….terserah sekarang kau harus tanggung jawab ayo ikut aku”seretku sambil memegang baju namja itu “hey bagaimana motorku?”
“I dun care”
Chanyeol Pov
Aku terus berjalan mengikuti namja yang jauh lebih kecil dariku itu. Disebuah ruangan yang aku tak tau dimana ini. Dengan cepat namja itu melepaskan ranselnya dan mengambil sesuatu.
“pakai ini….dan berikan pakaian mu untukku palli”perintahnya
“untuk apa?”
“jangan bawel cepat lakukan saja”serunya dan ia mulai membuka pakaiannya yang kotor itu. Kuturuti saja apa yang ia perintahkan, membuka pakaian ku dan memberikan padanya. Yang membuatku bingung bukan menerima ia malah mematung kaku didepanku.
“hey? Kenapa kau melihatku seperti itu hmm?”
“siapa yang melihatmu hmm?”
“don’t lie to me okay….i know kamu sedang melihati tubuh sixpack ku ini kan?”
Satu jitakan sukses mendarat di kepala ku “awwww~ kenapa menjitakku hmm?”
“karena kau berotak mesum…ayo berbalik sana?”
“untuk apa?”
“aku mau ganti pakaian……….cepat berbalik atau aku berteriak sekarang”
“kenapa aku harus berbalik? Bukan kah tadi kau juga melihat punya ku? Kau malu ya?”
“uh” semburat merah terukir indah di pipi merah baekhyun. “hahahaha kau cantik sekali”
“yah~ sudah kubilang jangan menyebutku cantik kau ini”
“hahahahaha” tawa ku saat melihat namja itu.
Baekhyun Pov
Tawa itu? Aku seolah melihat chanyeol disana. Tapi mana mungkin dia chanyeol, bukankah chanyeol sekarang ada di amerika jadi mana mungkin chanyeol disini. Tapi dia bener benar mirip sekali dengan chanyeol.
“aku akan mengembalikan pakaianmu besok jadi pergilah”
“bagaimana bisa kau mengusirku….bagaimana kalo besok kita tak bertemu? Bagaimana kalo besok aku tak melihatmu? Bagaimana juga kalo be”ucapnya terpotong karena aku menutup mulutnya “bilang saja kau ingin berkenalan denganku….aku baekhyun dan temui aku disini besok jam 9 jangan telat arraso?”ucapku lalu pergi.
Bagaimana bisa aku memberitahu siapa namaku pada seseorang padahal aku tak pernah mau tau siapa pun kenal diriku. “yeollie mianhae…..tapi sosoknya benar2 mengingatkanku padamu”seruku sambil memeluk erat jaket namja tadi.
Skip Time
Esoknya aku menunggu namja itu ditempat kemarin, apa kalian tau aku ingin sekali melihat wajah tampannya itu. Apa aku menyukainya? Apa aku mulai melupakan chnyeol? Entahlah mungkin dia hanya terlalu mirip seperti chanyeol saja.
30 menit berlalu akhirnya yang ditunggu datang juga, walau jenuh aku tetap setia menunggunya. Benar saja ia begitu tampan sekali apalagi dengan jaket putih yang ia kenakan itu. “mian lama….aku tadi kuliah dulu”serunya lalu membungkuk.
“karena terlalu lama kau membuatku hampir mati dimakan lumut”
“hahahaha jeongmal? Mianhae…..sebagai permintaan maaf kuteraktir makan siang okay?”ajaknya lalu meraih tanganku.
Disebuah restoran yang cukup mewah, ia memarkirkan motornya. Betapa kagetnya aku saat ia membawaku ketempat dimana dulu sehari sebelum tragedy itu chanyeol dan keluarga ku kemari.
“kenapa kau diam saja?”tegurnya
“gwaencana……kau sering kesini?”tanyaku
“annie…..waeyo baekhyun~ah”
“darimana kau tau tempat ini? Dan sebutkan siapa kau sebenarnya huh?”
“waeyo?”
“katakana siapa kau sebenarnya? Palli……….”teriakku sehingga semua orang menatapku
“baekhyun~ah tenang lah aku akan menjelaskan…..duduklah dulu”
“tak usah aku ingin pulang”
Aku meninggalkan tempat itu, meneteskan air mata ini untuk pertama kalinya setelah sekian lama ku tahan dan pendam. Bagaimana semua ini bisa kebetulan, bagaimana namja itu bisa sama dengan chanyeol. Kubuang semua barang barang yang ada dimeja belajarku, melihat foto terakhirku dengan chanyeol. Foto disaat ulang tahun ke 12 ku, disaat dia berjanji padaku.
“chanyeol……….kembali kumohon kembalilah”teriakku
“aku merindukan mu……aku merindukan mu sangat teramat sangat merindukanmu”
“kembali kumohon……..kembalilah”
Karena terlalu lama menangis, aku pun tertidur dalam mimpi ku bertemu dengan chanyeol. Dia tersenyum padaku, memelukku erat, bahkan menjagaku seolah semua ini seperti nyata. Saat ku bangun ternyata semua ini hanya mimpi belaka, chanyeol tak disini dia benar – benar tak disini.
Chanyeol Pov
Sudah dua hari ini aku tak melihat baekhyun kuliah. Ku coba tanya pada teman – temannya tak ada satupun yang tahu kenapa. Memang aneh aku yang baru kenal dia beberapa hari yang lalu sudah merasa merindukan dia. Tak tahu kenapa? Hanya saja aku seolah seperti memiliki janji yang harus ku tepati padanya dan sial aku tak tau apa maksudnya.
Sore itu aku sedang asik melihat tv dirumah, tiba – tiba aku merasa pening pandangan ku kabur entah mengapa. Aku tak bisa merasakan apapun suram dan semakin suram hingga gelap yang kurasa ini.
“bagaimana anak saya dok?”
“dia hanya terlalu lelah….jangan biarkan ia mengalami banyak pikiran karena itu akan membuatnya lelah dan akan mengganggu kerja pada otaknya yang mungkin saja akan berakibat fatal baginya”jelas dokter
“maksud dokter?”
“anak anda memiliki ganggu pada saraf intinya yang mungkin saja berakibat fatal bagi fungsi kembang otaknya….jadi anjuran saya jangan biarkan ia terlalu lelah apalagi sampai banyak pikiran…itu tak baik sama sekali….apa dulu anak anda sempat terbentur sesuatu?”
“nde……..sekitar 6 tahun yang lalu anak saya mengalami kecelakan namun menurut dokter ia baik – baik saja dan sudah sembuh”
“mungkin itu penyebab utama kenapa anak anda mengalami ganggu tersebut”
Aku terbangun dan saat ku sadar aku sudah terbaring dikamarku, kepalaku rasanya pening bahkan sakit jika harus bangun. Pelan – pelan ku coba bangun, kurasa hari mulai gelap. Kuraih ponselku kulihat jam menunjukan pukul 18.00 waktu seoul.
“Rumahnya sepi….kemana umma dan appa?”ujarku lalu menuju dapur.
Author Pov
Dilain tempat umma chanyeol sedang berbelanja di swalayan membeli keperluan sehari – hari, tanpa sengaja baekhyun melihat umma chanyeol. Ragu – ragu baekhyun menghampiri tapi belum sempat memanggilnya seseorang telah menabraknya hingga belanjaannya jatuh semua.
“ah mianhae oppa….jeongmal mianhae”ucap seorang aggashi
“gwaencana aggashi~ah”
Ingin sekali baekhyun mengikuti umma chanyeol tapi sepertinya ia telat, umma chanyeol telah menghilang entah kemana. “apa tadi itu benar ummanya chanyeol? Aish baekhyun kau salah lihat mana mungkin umma chanyeol disini”. Dengan perasaan yang bimbang baekhyun pun pulang dengan berbagai belanjaannya.
Setibanya dirumah, baekhyun pun membawa belanjaannya itu kedapur dan memasaknya. Setelah semua selesai baekhyun makan, seperti biasa ia makan seorang diri terlebih saat kedua orang tuanya meninggal dan tak memberinya sepersen harta karena ludes dilalap si jago merah. Rumah yang kini baekhyun tempati pun adalah rumah hasil keringetnya mengikuti berbagai perlombaan, seperti bernyanyi dan sebagainya yang sekiranya bisa menghasilkan uang untuknya.
Dilain tempat chanyeol tengah sibuk merapikan kamarnya yang begitu berantakan dan tak teratur. Saat sedang asik merapikan buku – bukunya dimeja belajarnya. Chanyeol tiba – tiba melihat sesuatu yang sangat membuat ia penasaran. Dibukanya amplop itu, dilihatnya isinya dan betapa shock nya chanyeol saat melihat isinya. Surat kesehatan dimana didalamnya mengatakan kalo chanyeol mengidap gangguan saraf pada otaknya, tanpa pikir panjang chanyeol pun menghampiri computer yang tak jauh darinya. Menulis penyakit yang tertera dikertas itu, disana dijelaskan kalau chanyeol mengalami penyakit hilang ingatan sementara yang mana ia takkan pernah ingat apa yang terjadi padanya masalalunya. Dan ia hanya bisa mengingat apa yang pernah dulu ia lakukan tanpa mengingat dengan siapa dan sedang apa ia melakukannya.
Chanyeol Pov
Keseimbanganku hilang, kuterjatuh memeluk lutut ini yang terasa lemas. Tanpa harus menangis hatiku benar – benar terasa pilu. Bukan karena penyakitku tapi karena aku tak bisa mengingat apapun itu dan efek penyakit itu akan semakin terasa suatu saat nanti dimana aku takkan pernah bisa mengingat semuanya bahkan mungkin identitasku takkan bisa ku ingat. Aku mencoba bangkit dan menerima semua ini dengan ikhlas, menerima jika aku benar – benar takkan mengingat apapun itu. Dengan langkah gontai aku bejalan menuju kamar umma dan appa, disana terpampang jelas berbagai foto diriku semasa kecil hingga aku dewasa bersama kedua orang tua ku. Ku duduki kasur yang berukurang king size itu, meraih satu foto yang akan selalu kusukai dimana foto itu diambil saat aku, umma dan appa merayakan ulang tahunku yang ke 10 tahun. Senyum manis yang kukeluarkan saat itu benar – benar membuatku berpikir setidaknya aku bisa merasakan kalo dulu aku begitu beruntung bisa memiliki mereka meski akhirnya aku akan pergi dan lupa segalanya.
Kutaruh kembali foto itu pada tempatnya, lalu berjalan menuju ruang kerja appa. Disini ditempat ini appa akan menghabiskan waktunya dan aku sebagai malaikat kecil mereka akan selalu melakukan aegyo didepan meraka hanya untuk menarik perhatian mereka. Kurapihkan beberapa berkas milik appa, memasukkannya ke laci tanpa sengaja aku melihat sebuah catatan kecil milik appa. Kubuka catatan itu, membacanya pelan disana terceritakan bagaimana masa kecilku dan tulisan yang umma buat cukup membuatku terkejut.
“chanyeol anak semata wayangku tak boleh mengingat anak itu, chanyeol tak boleh bergaul dengannya lagi, aku tak siap jika harus kehilangan anak tersayangku chanyeol. Bagaimanapun caranya chanyeol haruslah melupakan anak itu……..mereka tak boleh bersama – sama lagi..tak boleh!!!”
‘anak yang umma maksud siapa? Kenapa umma dan appa tak pernah menulis tentang anak itu? Apa dia kekasih kecilku? Apa dia sahabatku atau dia saudaraku? Tuhan kumohon ingatkan aku sekali ini saja, ingatkan aku tentang siapa anak yang umma dan appa maksud’.
Aku mencari apapun itu yang sekiranya bisa membantuku mengetahui siapa anak itu. Tapi nihil aku tak menemui apapun. Dengan pasrahnya aku kembali kekamar, aku takkan pernah memberi tahu umma dan appa kalo aku tau semua ini. Aku hanya ingin tau semuanya atas usaha ku sendiri, walau hingga ajal tiba aku tetap tidak tau setidaknya dalam hidupku aku sempat berusaha mencari tahunya.
Esok harinya, aku kembali kuliah. Kuawali hari ini seperti biasa seolah aku ini tak sakit. Aku berjalan menuju kelas dimana baekhyun ada, aku ingin sekali melihatnya ingin meminta maaf atas kesalahan yang aku sendiri tak tau kenapa. Kulihat baekhyun tengah terdiam dikursinya dengan earphone ditelinganya, kuhampiri dia dan duduk disampingnya mencoba untuk berinteraksi dengannya walau aku yakin ia pasti akan kembali cuek pada ku.
“baekhyun~ah aku minta maaf soal waktu itu…aku benar – benar tak bermaksud membuatmu marah….mianhaeyo baekhyun~ah”
Baekhyun hanya melirikku sekilas dan meninggalkanku tanpa sepatah kata pun. Melihatnya pergi begitu saja membuatku merasa sakit. Tapi bukanlah chanyeol jika ia tak bisa membuat baekhyun memaafkanku. Aku berusaha dan terus berusaha seharian itu kuhabiskan hanya untuk mengikuti kemanapun baekhyun pergi.
“stop………berhenti mengikutiku dan berhenti bertingkah konyol”ujar baekhyun
“tapi baekhyun~ah”
“aku tak mengenalmu jadi kenapa kau terus mengikutiku hmm? Apa kau tidak lihat semua anak melihati mu bersama aku….byun baekhyun yang mereka anggap aku ini aneh…jadi pergi atau kau takkan pernah ku maafkan arraso”
“aku hanya ingin berteman denganmu…..aku ingin disini bersamamu menjagamu….aku hanya ingin mengenalmu dan bersahabat”
Baekhyun menatapku dengan tatapan aneh, tapi disana tersirat sebuah pertanyaan seperti ‘kenapa kau mau berteman denganku….kenapa harus aku’. Baekhyun pun pergi, hari ini mungkin saja aku gagal untuk berteman dengannya dan aku terus mencoba pada hari – hari berikutnya. Sampai pada hari sabtu aku kembali menemui baekhyun, ku sunggingkan senyum terindahku untuk mengawali hari pertemuanku dengannya. Entah mungkin aku yang terlalu sering menemuinya atau baekhyun yang mulai jenuh dengan pertemuanku akhirnya baekhyun pun luluh.
Baekhyun Pov
Tingkah konyol yang sering namja itu lakukan membuatku sedikit luluh, usaha kerasnya sama seperti sikap chanyeol yang tak mudah menyerah demi mendapatkan perhatian dariku. Hari ini kulalui bersamanya dengan bermain ditaman, tapi betapa bodohnya aku sejak pertemuan pertama sampai kini aku tak tahu siapa namanya.
“kau pasti bingungkan mau memanggilku siapa?”serunya dengan senyum khasnya.
“darimana kau tau kalau aku memikirkan itu?”
“tentu aku tau….aku seorang happy virus dan aku bisa mengetahui semua yang kau pikirkan”
“jinjja? Tapi sayang aku tak tertarik”
“baiklah tak masalah kau mau tertarik atau tidak yang penting sekarang kau mau berteman denganku….hmmm kau cukup panggil aku channie, umma dan appaku selalu memanggilku begitu”jelasnya.
“okay channie”
“hahahaha”tawanya
“berhentilah tertawa aneh seperti itu…….kau bisa membunuh lalat jika tertawa lebar selebar itu”
‘kenapa ia sama sekali tak pernah marah padahal aku begitu ketus padanya’. Hari – haripun ku lalui bersama channie, setidaknya sedikit aku bisa melupakan chanyeol mesti ku akui dia terlalu sama seperti yeollie. Sore itu, aku dan channie berencana untuk jalan – jalan ketempat hiburan. Ini kali pertama aku ketempat ini lagi walau dengan berbeda orang, dulu yeollie yang selalu menemaniku kesini dan sejujurnya aku masih sulit melupakan dimana saja tempat yang seringku lakukan dengan yeollie saat bersama.
Author Pov
Baekhyun dan chanyeol tengah asik mengelilingi tempat hiburan itu, senyum terukir di wajah keduanya. Bahkan tak jarang chanyeol selalu membuat lelucon demi membuat baekhyun tertawa. Keduanya seolah dipertemukan kembali walau tuhan memprtemukan mereka tanpa memberitahu siapa mereka dimasalalunya.
Lelah letih seolah tak mereka rasakan, yang mereka rasakan hanya bahagia bisa bersama seharian itu. Chanyeol pun mengantar baekhyun pulang, tangan keduanya saling bertautan satu sama lain dan seolah di ijinkan baekhyun mempersilahkan chanyeol masuk kerumahnya. Walau kecil tapi nyaman bisa berada disana apalagi saat chanyeol tau kalo baekhyun hanya hidup seorang diri.
“sudah malam aku pulang dulu….besok aku kesini lagi nde? Besok kujemput kau disini”
“channie?”panggil baekhyun. “gomawo untuk hari ini……aku bahagia bisa mengenalmu….aku bahagia untuk hari ini” tanpa segan baekhyun pun memeluk chanyeol, dibalasnya pelukkan itu, seukir senyum hangat tergambar diwajah chanyeol.
“gwaencana….aku bahagia bisa disini sebagai temanmu” chanyeol pun melonggarkan pelukkan itu dan pulang.
**
Hari demi hari, detik demi detik chanyeol habiskan hari bersama baekhyun. Tanpa chanyeol sadari semakin hari ingatannya mulai berkurang. Seperti hari ini, chanyeol lupa kalo umma nya meminta ia untuk mengantar ummanya pergi dan chanyeol malah pergi menemui baekhyun. Hari ini rencananya chanyeol ingin mengutarakan perasaannya kepada baekhyun, terkesan buru – buru memang tapi semakin ia pendam ia semakin merasa kalo dirinya itu haruslah menjaga baekhyun disisa – sisa hidupnya.
“kau mau apa membawaku kesini channie?”
“baekhyun~ah….aku ingin bilang….kalo aku…….aku…”
“kau kenapa? Kau sakit channie?”
“uh….annie….aku…….aku menyayangimu baekhyun~ah”
“hahahaha aku tau channie”
“tapi ini berbeda….aku menyanyangi mu jauh lebih besar dari seorang teman….aku ingin memilikimu….aku tau ini mustahil terjadi tapi aku merasa kalo aku tak bisa jika harus tanpa mu disampingku….aku mencintaimu”
“channie kau serius?”
“apa aku terlihat seperti becanda? Apa aku seperti orang yang sedang melakukan lelucon padamu baekhyun~ah…..annie aku serius”
Chanyeol pun memeluk baekhyun, membiarkan namja yang lebih kecil darinya berada dlam dekapannya sedikitnya merasakan bahwa ia serius mencintai baekhyun, pelan – pelan chanyeol mempersempit jarak antara mereka, menautkan kedua bibir mereka merasakan kehangatan antara keduanya dalam sebuah ciuman mesra. Tanpa sadar chanyeol pun melingkarkan lengan panjangnya dipinggang kecil baekhyun begitu juga baekhyun mengalungkan lengannya dileher panjang chanyeol. Semakin dalam ciuman itu semakin panas, membuat baekhyun sedikit kewalahan membalas ciuman chanyeol.
“mmmm….mian aku terlalu terbuai mianhae baekhyun~ah”
“kau hampir membuatku mati channie……kau ingin membunuhku channie?”keluh baekhyun sambil memukuli dada chanyeol. “mianhae baekhyun~ah……..gomawo sudah menerimaku sebagai kekasihmu”kecup chanyeol singkat dibibir baekhyun.
Siang pun berganti malam, sebagai pasangan kekasih yang baru saja memulai perjalanan cintanya baekhyun dan chanyeol berniat untuk dinner bersama tapi tidak seperti pasangan yang lain chanyeol mengajak baekhyun dinner sekaligus kencan dirumahnya. Ia ingin memberi tahu orang tuanya kalo chanyeol tak sendirian sekarang. Setibanya dirumah umma appa chanyeol sudah menantinya didalam.
“tunggu disini….akan ku panggil umma dan appa ku dulu”ujar chanyeol.
Baekhyun Pov
Aku terduduk dikursi milik keluarga chanyeol, rumah mewah nan besar dengan desain yang simple namun memberi kesan elegan sehingga membuat orang yang bertamu disini akan merasa semakin nyaman dan betah. Tapi sesuatu membuat penglihatanku sedikit kaget. Kudekati sebuah foto besar yang cukup membuat ruangan itu semakin hidup, terkejutnya aku saat tau orang tua yang mendampingin channie disana.
“jadi”
“umma appa kenalkan ini baekhyun”seru chanyeol.
Umma chanyeol begitu terkejut saat melihatku begitu juga appanya. Aku terdiam mematung saat tahu semua ini, jadi selama ini channie adalah chanyeol tanpa banyak bicara appa chanyeol menarikku keluar rumah.
“pergi kau dari sini……..belum puaskah kau melakukan semua ini pada kita semua huh?”
Chanyeol yang melihatku merasa iba, bagaimana tidak appa nya menendangku dihadapan chanyeol. “appa……….apa yang appa lakukan terhadap baekhyun? Kenapa appa menendangi baekhyun?”
“kau tak pantas bersama anak ini…ayo masuk”
“annie appa……katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi? Appa dan umma kenapa membenci baekhyun?”
“kau mau tau hmm? Anak ini………anak ini yang membuat mu seperti sekarang ini……..anak ini yang telah membawa dampak buruk pada kehidupanmu”teriak appa
Aku hanya bisa menangis saat appa chanyeol mengataiku. Seburuk itukah aku hingga kedua orang tua chanyeol membenciku karena telah membuat chanyeol dulu hampir mati karena ku. “aku harus pergi yeollie”isakku
“andwae kau tak boleh pergi…….”chanyeol mempereratkan pelukkannya.
“aku tak bisa disini……kau lihat betapa buruknya aku dimata kedua orang tua mu……aku bukan yang baik untukmu chanyeol”
“persetan dengan semua itu………jika kau pergi kau sama saja meninggalkanku dan membunuhku pelan – pelan”
Sayang appa chanyeol terlebih dahulu menarikku menjauhi chanyeol, berulang kali chanyeol mencoba menahan tapi sia – sia saja. Aku hanya bisa melihat punggung chanyeol yang dibawa masuk oleh appanya. Sejak malam itu, aku tak pernah melihat chanyeol masuk, jikalau masuk pun aku hanya bisa menatap dari jauh. Sakit sekali saat aku telah merasa mencintainya dunia seakan memisahkan kita. Pupus sudah harapanku untuk bisa bersama chanyeol tapi meski hanya menatapnya dari jauh tak mengapa asal aku bisa melihatnya, melihat wajah tampannya.
Chanyeol Pov
Diruang kelas, aku terdiam dalam kepedihan. Biasanya jam – jam sekarang baekhyun selalu datang dan membawakanku makanan tapi kini tiada. Kupandangi foto baekhyun yang kutaruh dalam dompetku. Senyumnya, manjanya aku rindu semua itu. Jam pulang pun tiba, saat itu hujan deras sialnya aku tak membawa jas hujan. Aku terpaksa pulang dengan hujan, baru beberapa langkah tiba – tiba aku merasa sakit dibagian otakku. Kupaksakan untuk tetap pulang meski sakit ini kian lama kian terasa aku tak peduli.
Keseimbangan ku pun mulai oleng tak terkedali, jika memang tuhan telah mengutusku untuk pergi aku hanya minta satu pertemukan aku disaat – saat terakhir hidupku bersama baekhyun.
Bruakkkk
Motor yang kukendarai sukses menabrak pembatas jalan dan aku terpental jauh disana. Pandanganku kabur tapi satu yang kulihat wajah indah baekhyun tetap bersama diriku yang tengah sekarat ini. Kulihat semua orang menghampiri ku dan dari semua itu terlihat begitu panic saat melihat kondisiku. Sampai aku rasa aku menutup mata dan tak sadarkan diri.
Hospital
“dokter bagaimana anak sayang?”tanya umma dengan bercucuran air mata. “dia masih kritis beberapa pendarahan diotaknya membuat kami sedikit kesulitan menanganinya”
“chanyeol………appa anak kita chanyeol?”histeris umma dalam pelukkan appa.
“berdoalah semoga tuhan senantiasa melindungi anak kalian”ucap dokter lalu meninggalkan ruang icu.
Aku terbaring dengan berbagai alat bersarang dalam tubuhku, meski rohku tak lagi bersatu dengan tubuhku tapi aku masih bisa merasakan dan melihat kepedihan yang kedua orang tua ku alami. Mereka menangis sambil menatapku dengan harapan agar aku kembali bangun. Seketika sesuatu menarik rohku untuk menjauh dari tubuhku.
‘dimana aku? Tempat apa ini? Apa ini surga? Tapi mengapa disini begitu sepi’
Aku melihat sebuah banyangan yang tak jauh dariku, dia duduk tersenyum saat melihatku datang dan menghampirinya. “baekhyun”panggilku
“aku menunggumu…aku menunggumu selama ini…..kau lihat aku masih setia menantimu sekalipun tuhan memisahkan kita……karena aku tau……kau juga akan menantiku jika dalam posisi sepertiku……aku akan selalu menantimu…….jangan takut aku disini untuk menantimu menjemputku bersamamu”
Tanpa sempat menjawab bayangan baekhyun lenyap. Aku tak paham apa maksud ucapan baekhyun, aku hanya merasa ini terlalu awal jika aku pergi meninggalkan baekhyun untuk kedua kalinya. Aku seakan mengutuk diriku yang tak pernah bisa menepati janjiku ini.
Tiba – tiba saja umma merasa tanganku mulai bergerak, bibirku mulai terbuka dan memanggil satu nama yaitu baekhyun. Dengan segera umma memanggil appa dan dokter, tak lama dokterpun memeriksaku dengan nafas yang masih sulit ku ucapkan lagi nama baekhyun dalam igau ku.
“ba….ekhyun….”
“dimana orang yang bernama baekhyun?” tanya dokter pada kedua orang tuaku “ba…..ekhyun”
“saya harap anda bisa menghubungi baekhyun secepatnya dan membawa dia kemari….mungkin dengan begitu anak anda akan sadar kembali”
Appa pun pergi meninggalkan rumah sakit, mencari baekhyun. Dikampus baekhyun sedang asik memandangi foto kami berdua sampai tak sengaja tinta pulpen jatuh menutupi sebagian wajahku.
“ada apa semua ini? Kenapa foto chanyeol tertutupi? Chanyeol semoga tak terjadi hal buruk padamu”
“baekhyun ada yang mencarimu? Dia menunggu diruang dosen”seru seorang mahasiswa.
Baekhyun berjalan menuju tempat dimana mahasiswa tadi menujuk dia untuk pergi kesana. Baekhyun sempat terkejut saat melihat siapa yang mencarinya. Baekhyun ingin pergi tapi tiba – tiba ayah chanyeol berlutut dan memohon padanya.
“kumohon bantulah kami? Chanyeol sedang kritis dia terus memanggil namamu temui dia untuk terakhr kalinya aku mohon”ujar appa chanyeol.
“chanyeol? Ada apa dengan chanyeol ahjussi?”
“chanyeol kecelakaan dia koma dan sekarang dia membutuhkanmu…..kumohon temui dia”
Baekhyun terkejut bukan main, baekhyun cepat – cepat menuju rumah sakit. Lututnya seakan lemas saat menyaksikan chanyeol terbujur kaku dengan berbagai alat disana. “biarkan mereka berdua saja”ujar dokter dan membawa kedua orang tua chanyeol keluar.
“yeollie…….bangun kumohon bangun……kau kuat kau harus kuat aku ingin melihatmu kumohon yeollie”
Ku teteskan airmata ku, meski aku tak bisa melihat baekhyun namun otakku masih bisa mecercah sedikit ucapan baekhyun. Air mataku sebagai saksi betapa rindunya aku pada sosok baekhyun. Rindu akan menjaganya, rindu akan melindunginya rindu akan semuanya. Setetes air mata baekhyun pun jatuh tepat ditanganku, pelan namun pasti keajiban itu mulai terasa. Aku terbangun melihat baekhyun yang tengah menangis disampingku.
“ba….ekhyun”panggilku
“yeollie……”ucap baekhyun lalu hendak memanggil dokter namun tanganku menahannya.
“be…..ri…..a….ku….du….a….menit…..un….tuk….ber…..sa….ma….mu”ujarku terbata – bata.
Baekhyun duduk dan memegangi tanganku dengan harapan tolong jangan tinggalkan aku untuk kedua kalinya. Kutarik nafas ini sedalam mungkin dan mulai bicara.
“mian karena aku tak bisa menepati janji ku hingga ajal datang…….mian karena aku tak bisa terus berada disampingmu……tapi kumohon jangan berhenti mencintai aku…..sekali tuhan menjauhi kita sekali pun aku harus pergi percayalah hati kecil ku ini akan selalu bersamamu melindungimu sampai kapanpun……hhhhh…..berjanjilah kau akan bahagia meski tanpa aku disni…..hhhh…….berjanji kau akan hidup lebih lama dari yang ku harapkan……hhhh…..berjanjilah kau akan tersenyum pada dunia atas namaku……..hhhh….berjanjilah…..hhhh…..tunjukkan pada dunia….hhhh…..kau tak seburuk apa yang dunia….hhhh…..pikirkan tentangmu…hhh”
Kurasakan nafasku semakin pendek, kulihat baekhyun pun semakin tak mampu melihatku seperti ini. Kuhapus air mata dipipinya untuk terakhir kalinya, kuraih tubuh kecil itu untuk terbaring disampingku. Mengecup setiap inci wajahnya, melihatnya menangis tak henti – hentinya berulang kali pula ku hapus air mata itu.
“aku…..hhhh….men……cint…..ai…..mu……bae….khyun~ah”
Ku lumat bibirnya dengan penuh perasaan, merasakan detik – detik terakhir kupergi. Sambil menutup mata kuterus merasakan cinta melalui bibir manis baekhyun. Waktu semakin terasa memisahkan kita. Pelan namun pasti tautan bibir ini perlahan menipis dan aku terlelap dalam dekapannya lebih tepatnya aku menutup mata dalam ciuman terakhirku bersamanya.
“yeollie…………….hiks…..yeollie buka matamu kumohon…..jangan tinggalkan aku….kumohon yeollie……..yeollie…..”teriak baekhyun
Dokter pun masuk memeriksa chanyeol tapi sayang dia telah tiada, pergi dengan tenang untuk selama – lamanya. Kenangan yang chanyeol beri takkan mampu bisa menggantikan dengan apapun itu, sekalipun chanyeol tiada namun cintanya untuk baekhyun akanlah selalu berkembang seperti yang chanyeol harapkan.
4 tahun kemudian
Sejak kematian chanyeol, baekhyun mulai kembali menata kehidupannya. Kini baekhyun pula menetap dirumah chanyeol. Dulu chanyeol pernah berharap jika ia pergi appa dan umma nya diminta untuk menjaga baekhyun seperti ia dulu menjaga baekhyun.
Hari itu cuaca sangatlah indah, baekhyun dengan ditemani appa dan umma chanyeol mengunjungi pemakaman chanyeol. Menaruh setangkai bunga mawar dipusaran peristirahatan chanyeol. Senyum terukir indah disana walau hati kecilnya teramat merindukan chanyeol.
“aku datang yeollie….kubawa bunga mawar ini sebgai tanda bahwa aku disini masih setia menantimu…yeollie….apa kau bahagia disana? Aku disini bahagia bersama kedua orang tuamu? Yeollie aku merindukanmu? Oia kamarmu sekarang adalah kamarku…..aku bisa merasakan kehangatan mu dengan berada disana……..yeollie saranghae……aku akan menantimu sampai kapanpun jangan lupakan aku disana….aku pulang hari sudah sore kasian appa dan umma mu jika harus menunggu lama……..i love chu chanyeol”
Baekhyun pun meninggalkan tempat itu, tanpa ia sadari chanyeol terus dan selalu menjaganya mesti ia tak bisa memeluk baekhyun. Karena cinta tak harus memiliki dan karena cinta pula akan selalu terikat mesti dunia mereka berbeda.
Ending
Mianhae readers kalo FF nya ngebosenin atau kecepatan…..semoga suka dan jangan lupa RCL nya gomawo
BaekYeol Shipper

Posted by: D.Jun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar