27 Oktober 2013

FF/Shonen-ai/yaoi/KaiSoo or KaiD.O/Purple Rose/Oneshoot/By^KaiChen^





Title           :: Purple Rose

Author       :: ^KaiChen^ a.k.a AlitdwiaTriple’s Inspirit Kpop^^

Genre        :: AU, Shonen-ai/YAOI, Romance, little angst

Rate            :: T [PG-13]

Lenght       :: Oneshoot [1s]

Cast            ::      
  •  EXO-K Kai as Kim Jong In
  •  EXO-K D.O as Do Kyung Soo
  •  Kim Na In (OC)
  •  And others cast.....

Pairing        :: KaiSoo [Kai x kyung Soo] or KaiD.O

Disclaimer :: Cast dan others cast adalah milik Tuhan, Keluarga mereka, serta agency mereka masing-masing. Namun, cerita ini murni hasil ketikan saya sendiri^^

Note           :: cerita ini asli dari pemikiran sang author,,, jadi ini semua hanya sebuah imajinasi …o,ya bagi yang tidak suka harap tidak membaca FF buatan saya ini,,^^ terimakasih sebelumnya :D dan bagi kalian yang sengaja maupun tidak sengaja (?) membaca FF saya, mohon tinggalkan jejak kalian berupa RCL… Gomawo before #Bow with all cast#

Warning!!! Ini FF YAOI, abal-abal, tidak sesuai EYD, typo(s) bertebaran dimana-mana, judul tidak sesuai dengan cerita…dan kehancuran lain yang terdapat di FF gaje ini…
Not Like? Don’t Read please......
No Plagiator and No Bash......
I made it, no for Bashing.....
ThankYou^^
∞ Happy Reading ∞

********************Purple Rose*****************

Seorang namja tampan melangkah perlahan menyusuri lorong yang bernuansa putih tersebut. Raut wajahnya nampak bingung, setiap beberapa langkah ia kembali berhenti untuk menoleh ke belakangnya namun… tak ada apa disana hanya sebuah lorong yang tak ada ujungnya. Tiba-tiba saja langkahnya terhenti ketika mendengar jeritan seorang yeoja yang begitu lirih. Namja itu tampak menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri mencari sumber suara tersebut.

“oppa….oppa….oppa….” jeritan seorang yeoja itu makin terdengar ketika sang namja kembali melangkah.
Dan tiba-tiba saja sebuah cahaya yang menyilaukan matanya datang sehingga membuat sang namja memejamkan matanya.

“oppa….” jeritan yeoja tersebut terdengar begitu dekat, sang namja membuka kedua matanya secara perlahan.

“Na In-ya!!” ujar sang namja setelah melihat sosok yeoja di depannya, sebuah senyuman terukir indah dibibirnya. Perlahan namja tersebut berjalan mendekati sang yeoja namun, semakin namja tampan itu melangkah mendekati sang yeoja, sang yeoja malah terlihat semakin jauh. Sang namja berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya.

“mengapa semakin aku melangkah mendekat kau semakin menjauh…” ucapnya heran.

Sang yeoja hanya tersenyum miris lalu menggelengkan kepalanya lemah.

“apa yang terjadi Na In-ya??” tanyanya dengan tatapan yang sendu.

Yeoja itu kembali menggeleng lalu sebutir air mata jatuh dari mata indahnya. “aku…aku..mencintaimu oppa…aku sangat mencintaimu….jangan pernah lupakan itu oppa….” ujar yeoja tersebut lirih.

“nado…aku juga sangat mencintaimu…aku tak akan pernah melupakanmu…sepanjang hidupku..” sahut sang namja tak kalah lirihnya, sejujurnya ia tak mengerti apa yang sedang ia alami sekarang.

“aku…harus pergi sekarang… saranghaeyo oppa….bahagialah….” tubuh sang yeoja tiba-tiba saja memudar dari pandangan sang namja. Air mata sang namja tiba-tiba saja mengalir.

“Na In-ya!! Na In-ya!! Kim Na In!!!!!!!!!!” teriak sang namja sambil terisak.

“oppa!!! oppa!!! Ireona!!!!” ujar seorang yeoja sambil menggoyang-goyangkan  tubuh seorang namja yang tengah berteriak memanggil namanya dengan mata  yang terpejam.

“oppa!!!” yeoja tersebut berteriak tepat di depan wajah sang namja. Sang namja terbangun dari tidurnya dan terduduk di sofa.

“Na In-ya!! Neo gwaenchana??” tanya namja tersebut sambil memegang bahu  yeoja di depannya dan menatap dalam matanya.

“nan gwaenchana oppa” sahut sang yeoja sambil mengangguk.

“oh..syukurlah” namja tersebut menarik yeoja tersebut ke dalam pelukannya. Yeoja tersebut hanya tersenyum menanggapi pelukan sang namjachingu.

“apakah oppa lapar??” tanya yeoja yang dipanggil Na In itu.

“ehhm… ne.. buatkan aku makanan…aku lapar~” sang namja melepaskan pelukannya.

“baiklah” Na In melangkah meninggalkan sang namja menuju dapur. Ia mulai mengambil bahan-bahan yang akan ia gunakan untuk memasak spaghetti. Namun, baru saja ia akan menghidupkan kompor, sebuah lengan kekar melingkar manis di pinggangnya. Na In sontak menoleh dan menemukan namja tampannya tersenyum manis.

“oh sudahlah oppa…katanya kau lapar, mengapa kau mengangguku??” ucap Na In.

“baiklah… tapi setelah kau memberikanku sebuah ciuman disini…” sang namja menunjuk bibirnya.

“aniya!!!” teriak Na In seraya melepas tangan namja itu dari pinggangnya.

“aish…reaksimu berlebihan Kim Na In” ujar sang namja sambil menggeleng pelan.
“permintaanmu itu yang berlebihan Kim Jong In” sahutnya lalu mulai memasak.

Sang namja tampan bernama Kim Jong In itu pun melangkah menuju meja makan dan duduk di salah satu kursi disana. Dipandanginya yeoja cantiknya yang semakin terlihat cantik jika memasak itu.

“ohya oppa… mengapa oppa memanggil namaku saat kau tidur tadi?? apa kau memimpikan aku??” tanya Na In.

“eehhhm… tidak apa-apa…hanya mimpi tak penting” ujarnya setenang mungkin.

“oh…baiklah…” Na In kembali fokus terhadap spaghetti yang dibuatnya.

“memang kau sedang apa tadi??” namja bernama Jong In itu menuangkan air ke dalam gelasnya.

“aku sedang menanam bunga mawar”

“apa?? kau menanan bunga mawar lagi?? memangnya bunga mawar yang kemarin sudah mati??”

“aniyo!! bunga mawar itu tak boleh mati…kau taukan bunga mawar itu sangat langka…dan aku sangat suka warnanya itu”

“tapi…mengapa kau menyukai bunga mawar ungu?? bukannya bunga mawar berwarna putih lebih bagus??”

“bunga mawar ungu itu sangat elegant oppa… dan aku menyukainya…”
Jong In menghela nafasnya, dia sangat mengerti yeoja di depannya ini.

“baiklah…tanamlah bunga mawar itu sebanyak yang kau mau”
Na In menoleh kebelakangnya, menatap Jong In yang sedang meneguk air minumnya, lalu senyuman merekah di bibir tipisnya “gomawo oppa”

***|KaiD.O|Purple Rose|***

“lihat bunga itu oppa!! bukankah sangat indah??” Na In menunjuk bunga yang terletak di hadapannya.

“ehmm… sama indahnya dengan dirimu…” Jong In membelai lembut rambut yeoja di sampingya. Kini mereka berdua sedang duduk di taman belakang rumah Jong In yang penuh dengan bunga mawar ungu yang ditanam Na In.

“oppa~” pipi Na In kini bersemu merah karena ucapan Jong In tadi.

“aku bersungguh-sungguh” Jong In membelai lembut pipi Na In.

“aku...uhuk…uhuk…uhuk…” Na In terbatuk-batuk, Jong In terlihat cemas saat melihat sang yeojachingu yang tiba-tiba saja terbatuk-batuk.

“kau kenapa chagi??” Jong In memegang bahu Na In, namun yeoja dihadapannya hanya menggeleng sambil terus terbatuk dan memegangi dadanya. Nafasnya terasa sesak, ia semakin kesakitan dan akhirnya ia pingsan dalam pelukan Jong In.

“Na In-ya!!” Jong In berteriak saat melihat yeojanya yang tiba-tiba saja tak sadarkan diri.
Jong In membawa Na In ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit Na In dilarikan keruang UGD. Sedangkan
Jong In tetap berdiri dengan gelisah di luar ruangan. 30 menit berlalu, seorang namja bertubuh tinggi berjas putih keluar dari ruang UGD. Jong In segera menghampiri namja tersebut.

“bagaimana keadaan Na In, dok??”

“apakah ia  mengidap penyakit kanker paru-paru??”

“apaa?? kanker paru-paru?? saya tidak pernah mendengar ia menderita penyakit itu…”

“tapi,, setelah saya periksa, ternyata ia mengidap penyakit kanker paru-paru stadium akhir..”

“MWOO??” Jong In membelalakan matanya tak percaya dengan ucapan sang dokter.

“lalu dimana ia sekarang dok??”

“dia sudah dipindahkan ke ruang ICU…”

“apa saya bisa menjenguknya dok??”

“baiklah, tapi hanya 30 menit”

“baik dok, terimakasih” Jong In membungkuk hormat pada sang dokter dan melangkah menuju ruang ICU.

Dengan perlahan dibukanya pintu ruang ICU tersebut, ia melangkah gontai mendekati ranjang dimana Na In terbaring dengan semua alat medis yang menempel di tubuhnya. Diraihnya tangan kanan Na In, digenggamnya erat seolah tak mau kehilangan yeoja manis itu. Setetes air mata nampak membahasi pipinya, rasa sesak memenuhi rongga dadanya. Apa yang dimaksud mimpi itu adalah ini?? Jika iya, ia benar-benar tak ingin yeoja yang sangat ia cintai ini pergi dari sisinya. Perlahan mata indah Na In mulai terbuka, “Na In-ya” lirih Jong In. “mengapa kau tak pernah cerita kalau kau menderita penyakit ini??”

Na In  menggeleng lalu sebutir air mata jatuh dari mata indahnya. “aku…aku..mencintaimu oppa…aku sangat mencintaimu….jangan pernah lupakan itu oppa….” ujar Na In begitu lirih.

“nado…aku juga sangat mencintaimu…aku tak akan pernah melupakanmu…sepanjang hidupku..” sahut Jong In tak kalah lirihnya.

 “aku…harus pergi sekarang… saranghaeyo oppa….bahagialah….” mata Na In perlahan-lahan tertutup kembali, dan kali ini mata indah itu tak akan terbuka lagi. Air mata Jong In kembali mengalir.

“Na In-ya!! Na In-ya!! Kim Na In!!!!!!!!!!” teriak Jong In sambil terisak dan memeluk tubuh Na In yang kini sudah tak bernyawa tersebut.

***|KaiD.O|Purple Rose|***

Seorang namja manis sedang asyik melihat-lihat bunga di sebuah toko bunga. Matanya nampak berbinar-binar ketika melihat sebuah bunga mawar yang telah menarik perhatiannya. Ia berjalan perlahan mendekati meja dimana bunga mawar itu berada.

“Nona, berapa harga bunga mawar ini??”

“harganya 10 ribu won, bunga mawar berwarna ungu ini sangat langka disini dan ini bunga satu-satunya yang dijual disini” ujar yeoja penjaga toko bunga tersebut.

“baiklah, aku beli bunga ini” namja manis itu tersenyum seraya menyerahkan uangnya.

“terimaksih tuan, ini bunganya…selamat berkunjung kembali” ucap sang penjaga toko sambil membungkuk dan tersenyum manis.

“ne” sang namja manis keluar dari toko bunga tersebut. Saat sang namja manis menyebrangi jalan, tanpa diduganya seorang namja tinggi menabraknya dan membuat pot beserta bunganya jatuh ke tanah dan pecah. Sang namja manis terlihat sedih dan sang namja tampan merasa bersalah. “maafkan aku…aku tidak sengaja…” ujar namja itu sambil membungkuk.

“bunga mawarku…” lirih sang namja manis. Namja tampan di depannya melihat ke bawahnya dan menemukan bunga mawar yang sudah rusak tersebut.

“bunga mawar ungu…”gumam namja tampan itu lalu menoleh ke arah namja manis yang masih terpaku melihat keadaan bunga mawar yang baru dibelinya 15 menit yang lalu.

“akan aku ganti bunga mawarmu…”

“kau tidak akan menemukan bunga mawar itu lagi, bunga mawar itu langka, dan di toko tempat aku
membelinya hanya ada satu”

“jangan khawatir…aku mempunyai banyak bunga tersebut” Sang namja manis menatap namja didepannya.

“ikutlah denganku!!” namja tampan itu menarik lengan namja manis itu agar mengikuti langkahnya.

“benarkan apa yang aku bilang” namja tampan dan namja manis itu kini sudah berada di halaman belakang rumah namja tampan itu. Sang namja manis terlihat kaget setelah melihat puluhan bunga mawar ungu yang langka itu ada di setiap sudut halaman belakang rumah namja tampan di sebelahnya ini.

“ba..bagaimana kau bisa memiliki bunga mawar sebanyak ini??” tanyanya tak percaya.

“yeojachingu-ku yang menanamnya…ia sangat menyukai bunga mawar itu” sang namja manis menoleh ke sampingnya begitu pula namja tampan tersebut.

“ambilah sesuka hatimu…” ujar namja tampan itu sambil tersenyum.

Deg, jantung namja manis tersebut berdetak lebih cepat setelah melihat senyuman namja tampan di depannya ini yang begitu mempesona.

“ba..baik…lah” ucapnya terbata. Ia mulai melangkah mendekati bunga-bunga mawar tersebut.

“ohya!! Kau mau minum apa??” tanya namja tampan itu.

“tidak usah…aku datang kesini hanya untuk mengambil bunga ini..”

“tapi kau tamuku!! lagian itu sebagai tanda maafku”

“tidak usah…aku hanya sebentar..”

“baiklah…orange juice oke?? akan ku ambilkan” namja tampan itu melangkah masuk ke dalam rumahnya.

Namja manis itu membalikkan tubuhnya dan melihat namja tampan itu yang sudah masuk ke dalam rumah.

“namja yang keras kepala..” namja manis itu hanya menggeleng pelan lalu kembali melanjutkan kegiatannya mengambil sebuah bunga mawar ungu yang akan ia tanam di rumahnya.

 “hanya satu??” tanya Jong In –namja tampan tadi- sambil menyerahkan segelas orange juice pada namja manis yang sedang duduk sambil memandangi bunga mawar yang ada dipangkuannya.

Namja manis itu menoleh ke arah Jong In lalu meletakan pot berisi bunga mawar ungu itu di sampingnya.

“gomawo” namja manis itu mengambil orange juice yang diberikan Jong In.

“satu saja sudah cukup, aku bisa memperbanyaknya lagi” namja mais itu berucap setelah meneguk orange juice di tangannya. Jong In hanya berguman menanggapi jawaban dari namja manis di sampingnya ini. Sudah 10 menit mereka duduk di bangku kayu itu namun tak ada yang membuka mulutnya, hanya deru nafas mereka yang terdengar di antara mereka. Namja manis itu menoleh ke arah Jong In lalu berucap “sepertinya aku harus pulang…” Jong In menoleh ke sampingnya. Mata mereka bertemu sejenak, saling menatap satu sama lain. Namja manis itu lalu membalikan badannya dan beranjak dari duduknya. “a-aku harus pulang” pipi namja manis itu terlihat memerah dengan jantungnya yang berdebar-debar tak karuan.

“ba-baiklah..akan kuantar kau sampai depan..” Jong In berdiri dari duduknya dan melangkah menuju halaman depan rumahnya. Namja manis tersebut mengikuti Jong In dari belakang.

“baiklah…aku pulang…terimakasih atas bunga mawar ini” namja manis itu tersenyum simpul.

“ne…itu semua untuk kesalahanku yang tak sengaja menghancurkan bunga yang baru kau beli”

“gwenchana…annyeong!!” namja manis itu membungkuk sebentar lalu membalikkan badannya hendak melangkah.

“tunggu!! siapa namamu??” namja manis itu berbalik kembali untuk menghadap Jong In.

“aku…namaku Do Kyung Soo” namja manis itu tersenyum lembut.

“eehhmm…namaku Kim Jong In”

“senang bertemu denganmu Jong In…annyeong!!” namja manis itu kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda tadi.

“annyeong!!” Jong In tersenyum kikuk sambil mengusap-usap tengkuknya.

“namja yang manis….” gumamnya lagi lalu melangkah masuk ke dalam rumahnya.

***|KaiD.O|Purple Rose|***

Seorang namja tampan melangkah perlahan memasuki sebuah toko bunga di hadapannya, matanya tertuju pada puluhan bunga mawar putih yang terlihat begitu indah itu.

“selamat pagi tuan…apa anda ingin membeli bunga mawar putih ini??” tanya sang penjaga toko bunga yang sudah berdiri di sampingnya.

“ne…berikan aku lima tangkai bunga mawar putih ini, dan rangkai bunga mawar ini dengan bunga mawar yang kubawa ini” namja tampan itu menyerahkan lima tangkai bunga mawar ungu kepada sang penjaga toko.

“baiklah tuan…harap tunggu sebentar…” penjaga toko itu mengambil lima tangkai bunga mawar ungu dari tangan namja tampan itu dan juga mengambil lima tangakai bunga mawar putih untuk di rangkainya.

Namja tampan itu kembali melangkah, melihat-lihat bunga yang ada di dalam toko ini. Dan tanpa disengaja ia menabrak seseorang yang baru saja masuk ke dalam toko bunga itu.

“aauuww..” orang yang ditabrak oleh namja tampan itu meringis karena ia terjatuh ke lantai.

“mianhae…” namja tampan itu membungkuk lalu mengulurkan tangannya untuk menolong orang yang ditabraknya tadi.

“Jong In??” orang tersebut mengernyitkan dahinya.

“eh?? Kyung Soo…” orang yang ditabrak Kim jong In itu ternyata adalah seorang Do Kyung Soo, namja yang juga ditabraknya kemarin.

“mengapa kita selalu bertemu dengan keadaan seperti ini??” Kyung Soo berucap sambil meraih tangan Jong In lalu berdiri.

“entahlah…aku juga tidak mengerti” Jong In tersenyum kikuk.

“ohya, sedang apa kau disini??” tanya Kyung Soo.

“aku?? aku sedang membeli bunga mawar putih..”

“untuk siapa?? yeojachingumu??”

“ehhmmm…ne…lalu kau sedang apa disini??”

“aku?? aku mau membeli bunga mawar putih juga,, akan ku tanam dirumah….”

“tuan..ini bunga yang anda pesan…” penjaga toko itu melangkah mendekati Jong In dan Kyung Soo yang sedang mengobrol di depan pintu masuk itu.

“ahh…terimakasih…ini uangnya” Jong In mengambil rangkain bunga mawar tersebut lalu menyerahkan uangnya.

“terimakasih tuan, selamat berkunjung kembali…” penjaga toko itu tersenyum manis.

“ohya, nona bunga mawar putihku bagaimana??” tanya Kyung Soo pada penjaga toko tersebut.

“oh..tuan!! ohya, bunga anda sudah saya siapkan, tunggu sebentar…” penjaga toko tersebut melangkah meninggalkan mereka berdua.

“hei…kau tidak jadi menemui kekasihmu??” tanya Kyung Soo saat melihat Jong In yang masih berdiri di sampingnya.

“ehhmm…itu..itu…ehhm..” Jong In bergumam tak jelas sambil mengusap-ngusap temgkuknya.

“kenapa??”

“ehm..maukah kau menemaniku??” tanya Jong sambil menggigit bibir bawahnya.

“eh?? menemanimu??” Kyung Soo terkejut mendengar ucapan Jong In.

“ne..”

“apa yeojachingumu tidak merasa terganggu jika aku ikut…”

“aniya!!” sahut Jong In cepat.

“ehhmm…baiklah..” Kyung Soo tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

Setelah mendapatkan se-pot mawar putih untuk ditanam Kyung Soo dirumahnya, mereka berduapun pergi untuk menemui kekasih Jong In.

“eh?? kuburan?? mengapa kita kemari??” tanya Kyung Soo saat mereka sudah sampai di tepat tujuan.

“yeojachingu-ku sudah meninggal setahun yang lalu..” jawab Jong In sambil terus berjalan.

Kyung Soo menutup mulutnya, seolah tak percaya akan kata-kata yang barusan diucapkan oleh Jong In.

“maaf..”lirih Kyung Soo namun masih bisa terdengar oleh Jong In.

“gwaenchana…lagian ia tidak meninggal karena kau” Jong In terkekeh kecil.

Sesampainya di kuburan Na In, ia meletakan rangkaian bunga mawar yang dibelinya tadi di depan batu nisan Na In.

“aku datang membawa bunga kesukaanmu..maaf aku baru menjengukmu sekarang…apa kau baik-baik saja disana??” Jong In mengusap-usap batu nisan tersebut.

“aku rasa ia bahagia disana…” Kyung Soo ikut berjongkok di samping Jong In. “hai, namaku Kyung Soo…aku teman baru Jong In…sedang bertemu denganmu..ehhmm…” Kyung Soo menoleh ke arah Jong In. “Na In, namanya Kim Na In” seolah mengerti arti tatapan Kyung Soo, Jong In menjawabnya dengan cepat. “Na In-ssi” Kyung Soo tersenyum memandangi nisan dihadapannya.

“aku..uhuk..uhuk…uhuk…” Kyung Soo tiba-tiba saja terbatuk sambil memegangi dadanya yang begitu sesak.

“Kyung Soo-ssi!! kau kenapa??” tanya Jong In dengan raut wajahnya yang sangat khawatir.
Kyung Soo menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memegangi dadanya. Jong In menatap mata Kyung Soo yang sama seperti keadaan Na In tahun lalu, mata yang begitu menyiratkan  betapa sakitnya ia sekarang.
Bayangan masa lalu nya membuatnya tak tinggal diam digendong Kyung Soo ala bridal style menuju mobilnya.

“kau harus selamat!!”gumam Jong In sambil menyalakan mobilnya dan menancap gasnya.

***|KaiD.O|Purple Rose|***

Jong In membawa Kyung Soo ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit Kyung Soo dilarikan ke ruang UGD. Sedangkan Jong In tetap berdiri dengan gelisah di luar ruangan sama seperti setahun yang lalu saat ia menunggu Na In. 30 menit berlalu, seorang namja bertubuh tinggi berjas putih keluar dari ruang UGD. Jong In segera menghampiri namja tersebut.

“bagaimana keadaanya dok??”

“apakah ia mengidap penyakit kanker paru-paru??” pertanyaan yang sama terlontar kembali dari dokter yang menangani Na In setahun yang lalu.

“eoh?? saya tidak tau dok…” jawab Jong In.

“setelah saya periksa tadi, ternyata ia menderita penyakit kanker paru-paru stadium awal..”

“apakah itu berarti ia masih bisa disembuhkan??” tanya Jong In dengan penuh harapan.

“tentu saja…asal ia rajin mengikuti terapi dan juga meminum obat yang kami sarankan…ia akan sembuh…” jawab Dokter tersebut sambil tersenyum.

“pasti!! ia akan melakukan terapi itu,, saya yang akan menjaminnya..”

“baiklah, sekarang pasien sudah dipindahkan ke ruang rawat..anda sudah bisa menjenguknya..”

“terimakasih dok, saya permisi dulu” jong In membungkukkan badannya lalu melangkah melangkah meninggalkan dokter tersebut.

Sesampainya ia didepan ruang rawat bernomor 501 itu ia berhenti sejenak, menghela nafasnya lalu mulai menggerakkan tangannya menuju knop pintu dihadapannya. Diputarnya dengan perlahan dan sosok namja manis yang masih memejamkan matanya dengan berbagai alat medis ditubuhnya pun tertangkap oleh pandangannya. Dilangkahkannya kakinya perlahan mendekati ranjang dimana namja manis itu berbaring. Dibelainya lembut pipi putih milik namja manis itu.

“Kau pasti sembuh…aku janji…” ia tersenyum yakin.

***|KaiD.O|Purple Rose|***

“mengapa kau menemaniku setiap hari?? apa aku tak merepotkanmu…” ucap seorang namja manis di kursi roda itu pada seorang namja tampan yang mendorong kursi rodanya.

“aniya!! bukannya aku sudah bilang kalau aku akan menemanimu sampai kau sembuh, aku sudah berjanji kan??” sahut namja tampan itu.

“jadi, setelah aku sembuh kau tak akan menemaniku lagi??” namja manis itu mendesah kesal kerena perkataannya tadi. ‘bodoh!! mengapa kau berkata seperti itu!!!’ batinnya kesal.

Namja tampan itu berhenti mendorong kursi roda itu dan berjongkok menghadap namja manis didepannya sedangkan sang namja manis hanya tersenyum kikuk karena ia masih merasa kesal akan ucapannya tadi.

“tidak…aku tidak akan meninggalkanmu…aku akan selalu berada disisimu…selamanya…” ucap sang namja tampan sambil mendekatkan wajahnya ke wajah namja manis itu. Sontak namja manis itu memejamkan matanya. Dikecupnya lembut kening namja manis itu, lalu turun ke kedua matanya, kehidungnya, ke kedua pipinya dan berakhir di bibir chery miliknya.

“aku mencintaimu…saranghaeyo Kyung Soo hyung~”

“nado saranghae…Kim Jong In~”

***|KaiD.O|Purple Rose|***

Namja tampan itu kembali melangkah perlahan menyusuri lorong yang bernuansa putih tersebut. Raut wajahnya nampak bingung, setiap beberapa langkah ia kembali berhenti untuk menoleh ke belakangnya namun… tak ada apa disana hanya sebuah lorong yang tak ada ujungnya. Ia berhenti setelah melihat pintu kayu berwarna coklat di depannya. Dibukanya perlahan pintu itu, saat matanya memandang sekeliling ruangan dibalik pintu kayu yang ternyata adalah sebuh taman itu. Ia berhenti setelah melihat seorang yeoja yang sedang memetik sebuah bunga mawar ungu dihadapannya. Yeoja cantik itu menoleh ke arah namja tampan itu lalu tersenyum begitu lembut.

“kau sudah datang oppa…” sapanya, sang namja tampan hanya mengangguk pelan.

Yeoja cantik itu melangkah perlahan mendekati namja tampan yang masih terpaku ditempatnya berdiri.

“bunga ini cantik bukan??” tanyanya sambil menunjukkan bunga mawar ungu yang ada ditangannya. Namja tampan itu kembali menjawab pertanyaan yeoja cantik itu dengan sebuah anggukan.

“simpanlah bunga ini, jagalah ia seperti menjaga dirimu…lindungilah dia seperti ia melindungimu…bahagiakanlah ia seperti ia membahagiakanmu…” yeoja cantik itu menyerahkan bunga mawar di tangannya pada namja tampan dihadapannya.

Namja tampan itu mengambil bunga mawar yang diserahkan oleh yeoja cantik tadi lalu ia tersenyum manis padanya.

“aku pergi!! annyeong!!” yeoja cantik itu melambaikan tanganya lalu sosoknya pun menghilang bersama angin. Namja tampan itu ikut melambaikan tanganya lalu berucap “akan kulakukan apa yang kau katakana Na In-ya!!”

Seorang namja manis sedang asyik memandangi wajah namja tampan didepannya yang masih tertidur dengan damainya. Digerakanya jari telunjuknya menyusuri setiap lekuk wajah tampan namja dihadapanya. Tiba-tiba saja ia dikejutkan oleh tangan namja tampan itu yang memegang tangan yang menyusuri wajahnya tadi.

“kau sudah bangun??” tanyanya. Sang namja tampan membuka perlahan kedua matanya lalu merubah posisinya menjadi duduk.

“ne..” sahutnya sambil memeluk namja manis didepannya.

“sudahlah Kim Jong In…jangan bermanja-manja seperti ini” ujar sang namja manis bernama Kyung Soo itu.

“aku lapar Hyung~~” rengeknya.

“baiklah…akan kumasakan kau spaghetti special untukmu…”

“jinchayo?? kajja!! masakan aku sekarang…aku sudah lapar…”

“araseo…” Kyung Soo melangkah menuju dapaur dengan Jong In yang mengikutinya dari belakang.

“Hyung~~” ucapnya manja sambil memeluk tubuh Kyung Soo dari belakang.

“ne??” tanya Kyung Soo sambil menggenggam tangan Jong In yang ada di perutnya.

“Sarangheyo…”

“nado~~sarangheyo…”

“kiss me pleaseeee~~” Jong In membalikan tubuh namja manis dihadapanya ini. Lalu ia mendekatkan wajahnya ke wajah Kyung Soo lalu mengecup bibir chery milik namja manis itu.

Bunga itu yang menjadi saksi kehilanganku atas dirinya…
Namun bunga itupun yang menjadi saksi pertemuanku denganmu…
Aku menyayangi kalian berdua…
Sarangheyo Do Kyung Soo…
Nado Sarangaheyo Kim Na In…
-Kim Jong In-

********************Purple Rose****************

Tidak ada komentar:

Posting Komentar