27 Oktober 2013

FANFIC // YOU’RE MY PRECIOUS LIFE // HUNHAN // ONESHOOT


Tittle : You’re My Precious Life
Author : Park Haneul
Genre : Romance, Angst
Rate : T
Length : Oneshoot
Cast : Oh Sehun (EXO K)
           Lu Han (EXO M)
           And more …
Disclaimer : Semua cast disini hanya milik SM, Tuhan dan yang pasti milik orangtuanya sendiri. Saya hanya 
meminjam mereka untuk menjadi karakter dalam FF aneh bin ajaib saya ini.
Copyright : Park Haneul™. Ide cerita murni dari otak saya yang alakadarnya(?) jika ada kesamaan  itu hanya kebetulan dan mungkin anda saja yang salah mengira *plak
Okay, ini fanfic Hunhan pertama yang saya post di blog ini setelah sebelumnya saya cuma posting shortfic kkk. Semoga memuaskan dan jangan lupa buat comment, karena comment kalian itu sebagai penyemangat saya buat nulis fanfic lainnya *wink* oke langsung aja check it out! ^0^
WARNING!! THIS IS BOYS X BOYS LOVE
NGGA SUKA ? CLOSE TAB NYA JUSEYO ^-^

Image

Tik .. Tik .. Tik ..
Hanya suara detik jam yang terdengar di dalam ruangan dengan bau khas tersebut. Ruangan yang di tempati oleh seorang namja cantik dan seorang namja tampan di dalamnya. Alat-alat medis yang terlihat sangat penting itu pun menghiasi ruangan bercat putih ini.
“Sehunnie….” Panggil namja cantik itu lirih. Ia menatap seorang namja yang sedang menumpukan kepalanya di ranjang rumah sakit, terlihat raut wajah khawatir walaupun namja itu sedang tertidur pulas.
Luhan, namja cantik itu berusaha menggerakan tangannya yang berhias jarum infus lalu mengelus pipi namja yang tertidur itu dengan lembut.
“Mian..mian aku selalu merepotkanmu Sehunnie…” air mata terlihat sudah bergerombol dan mendesak untuk keluar dari mata
namja cantik tersebut.
Tak lama, namja tampan itu terbangun dari tidurnya. Senyum menghiasi wajahnya.
“Kau sudah bangun Lu ? apa ada yang sakit ? katakan padaku” ujar namja yang bernama Sehun itu.
Luhan menggelengkan kepalanya perlahan “Aku tidak apa-apa Sehunnie, tidak usah khawatir” jelas Luhan.
Sehun tersenyum getir, ia meraih tangan mungil Luhan lalu menggenggamnya sangat erat. Terlihat tatapan yang sangat pedih di kedua bola mata jernihnya.
Wajah cantik itu masih tetap cantik, walau sinar dari sepasang bola mata itu meredup, walau pipi chubby itu kini menjadi sangat tirus, dan tubuhnya yang hangat itu kini semakin mengurus namun tidak mengurangi kecantikan Luhan di mata seorang Oh Sehun.
“Sehunnie, pulanglah. Kau pasti lelah menungguku terus seperti ini, lagipula kau juga harus sekolah kan besok ?” tanya Luhan.
“Tidak, aku tidak akan pulang Lu. Aku ingin menjagamu disini, aku tidak lelah dan aku bisa meminta ijin untuk tidak masuk sekolah” jawab Sehun tegas. Terlihat ia tidak ingin sedikitpun jauh dari kekasihnya ini.
“Jangan begitu Sehunnie, aku tidak mau kau ijin tidak masuk sekolah hanya untuk menjagaku. Jebal, turuti keinginanku atau aku tidak akan pernah mau kau menjagaku lagi” Luhan menggembungkan pipinya dan memasang wajah kesal yang menurut Sehun sangat menggemaskan.
“Baiklah, aku akan menuruti keinginanmu Oh Luhan” Sehun mencubit pipi Luhan dengan gemas sedangkan Luhan hanya terdiam dengan semburat merah merona menghiasi pipinya.
“Kau harus baik-baik ya Lu, jangan terlalu lelah. Aku akan mengunjungimu lagi nanti” ujar Sehun sambil mengecup kening Luhan.
“Ne, hati-hati Sehunnie” Luhan tersenyum lalu melambaikan tangannya.

-At School-
Pagi ini, bangku Sehun sudah ramai di kunjungi oleh sahabat Luhan dan juga sahabat Sehun sendiri.
“Sehun, bagaimana keadaan luhan ?” tanya Kyungsoo.
“Tidak ada perkembangan” jawab Sehun singkat dengan ekspresi datarnya.
“Aigoo, Luhan…” Baekhyun menangkupkan wajahnya diantara kedua tangannya dan mulai menangis.
“Tenang chagi, Luhan orang yang kuat dan kita semua tau itu” ujar Chanyeol menenangkan kekasihnya.
“Kita doakan saja yang terbaik untuk Luhan” Kai mencoba menyemangati.
“Dan kau Sehun, kau harus selalu di samping Luhan. Siapa yang bisa dia andalkan jika bukan kau ?” tambah Kai sambil menepuk pundak Sehun.
Sehun menghela nafas berat, tanpa disuruh pun ia akan terus menjaga Luhan sampai kapanpun. Sehun mengambil ponsel dari saku celananya memandang layarnya yang menampakkan wajah Luhan sedang tersenyum bahagia. Tak sengaja mata Sehun terpaku pada sesuatu, matanya terpaku pada tanggal hari ini. Tanggal 7, itu artinya tinggal 2 minggu lagi menuju hari bersejarah untuk dirinya dan Luhan tentu saja.
Ya, 2 minggu lagi adalah tepat hari dimana ia dan Luhan sudah bersama selama 1 tahun. Tiba-tiba senyum tersungging di bibir tipis Sehun, ia menatap semua teman-temannya.
===
Luhan terdiam di ranjang rumah sakitnya, menatap kosong kearah pintu. Jujur saja, ia ingin di temani Sehun setiap hari. Ia senang Sehun selalu berada di sampingnya, namun ia sadar bahwa ia tidak boleh egois. Luhan tidak mau mengekang Sehun, Luhan ingin Sehun menjalani kehidupannya yang lain. Tidak sekedar menjaga dirinya saja.
CKREK
“Selamat siang tuan Luhan, ini makan siang anda” ujar perawat yang baru saja memasuki kamar Luhan.
“Terima kasih suster” ucap Luhan tersenyum.
“Jika anda perlu sesuatu lagi, anda bisa memanggil saya. Permisi” perawat itu pun pergi dan menghilang dari kamar Luhan.
Luhan menatap makan siangnya tanpa nafsu, ia benar-benar tidak ingin makan. Namun ia teringat akan janjinya pada Sehun, janji bahwa ia akan sembuh dan terus berada di samping Sehun. Bagaimana ia bisa bertahan kalau makan saja susah ? Akhirnya Luhan mengambil sesendok nasi , mencoba untuk memakannya. Tetapi, sebelum sesendok makanan itu masuk ke mulut mungilnya ia merasakan perutnya sakit seperti di hantam sesuatu yang keras. Dan rasa mual menyerangnya dengan hebat. Luhan berlari dengan cepat ke westafel yang berada di kamar mandi, dan rasa sakit serta mual itu semakin menjadi-jadi.
“Hoek … uhuk.. uhuk.. hoek…” Luhan terbatuk, memuntahkan isi perutnya yang mungkin kosong mengingat dia belum makan apapun hari ini.
“Sa…sakiiit..” lirih Luhan sambil mencengkram perutnya kuat-kuat, namun ia terkejut melihat apa yang ia muntahkan.
Darah …
Air mata mulai membasahi pipinya, bibirnya yang kini memerah karna darah yang belepotan itu pun bergetar, wajahnya pucat pasi.
“Se…sehunnie…mi..mianhae..” dan seketika semuanya menjadi gelap bagi Luhan.
DEG!
Seperti ada detakan yang menyakitkan menghantam jantung Sehun. Sakit, entah kenapa dadanya terasa sangat sesak. Sehun mencoba menghirup nafas dalam-dalam, namun itu membuat dada Sehun semakin sakit.
“Ada apa ini sebenarnya” bisik Sehun lebih tepatnya pada dirinya sendiri.
Seketika perasaan yang tidak mengenakan pun memaksa masuk ke dalam fikiran Sehun. Fikiran tentang Luhan yang membuatnya kini tidak tenang. Keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Tak di pedulikannya lagi Kim songsaengnim yang sedang menjelaskan pelajaran matematika di depan kelas.
“Luhan, apa yang terjadi ..” Sehun mencengkram dadanya, merasakan gemuruh tidak tenang di dalam sana.
===
Kaki-kaki Sehun melangkah lebih cepat, tepatnya ia berlari menuju rumah sakit tempat dimana kekasihnya itu di rawat. Tidak ia pedulikan cacian orang-orang yang ia tabrak, karna di otaknya kini sudah penuh dengan Luhan.
Kini Sehun telah sampai di depan kamar rawat Luhan, nafasnya masih terengah-engah. Ia ingin membuka pintu kamar itu tetapi ia urungkan niatnya tersebut. Sampai akhirnya pintu terbuka dari dalam, menampakan sosok pria paruh baya berjas putih serta seorang suster di belakangnya.
Sehun dengan segera menghampiri pria itu.
“Luhan kenapa dokter Lee ?” tanya Sehun yang terlihat sudah menstabilkan deru nafasnya.
Raut wajah dokter Lee terlihat sedih.
“Luhan, tadi dia muntah darah Sehun-ssi” jelas dokter Lee.
Sesuatu menghimpit dada Sehun, ia merasa pasukan oksigen di tempat ini menipis dalam waktu hanya beberapa detik.
“A..apa?”
“Kanker lambung yang di derita Luhan sudah semakin parah. Saat ini ia koma, yang kita bisa lakukan hanyalah berdoa dan menunggu adanya keajaiban. Tetaplah kuat Sehun-ssi” ujar dokter Lee menepuk bahu Sehun lalu meninggalkan Sehun yang masih berdiri mematung.
Dengan tangan yang bergetar Sehun berusaha membuka pintu kamar rawat Luhan.
Piip … Piip .. Piip ..
Suara alat pendeteksi detak jantung menggema ke seluruh ruangan. Sehun menatap Luhan, menatap malaikatnya yang kini berbaring tidak berdaya dengan tambahan alat medis dimana-mana.
“Lu..nae xiao lu..” ujar Sehun melangkah mendekati ranjang Luhan.
Tepat setelah Sehun berada tepat di samping ranjang Luhan, ia merasa tidak kuat lagi. Sehun ambruk di samping ranjang Luhan, menangis meraung-raung. Ia tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa Luhan, tanpa malaikatnya itu. Membayangkannya saja ia tak sanggup, apalagi bila itu benar-benar terjadi.
“Hiks … xiao lu kau sudah janji kan untuk sembuh ? hiks .. tolong jangan tinggalkan aku Lu, tolong tepati janjimu jebal” Sehun mengecup punggung tangan Luhan yang terasa dingin.
“Saranghae, jeongmal saranghae Luhan, saranghae xiao lu jeongmal. Kau nyawaku, kau udaraku, kau segalanya bagiku” Sehun terisak, perlahan ia mendekati wajah cantik Luhan.
Sehun mengecup kelopak mata Luhan yang tertutup itu, air mata Sehun menetes mengalir di pipi mulus Luhan. Kini mereka berdua terlihat sedang menangis bersama.
“Bangun sayang, aku tau Luhan adalah seorang yang kuat. Jangan ingkari janjimu, kumohon” dengan lembut Sehun mencium bibir pucat Luhan. Menyalurkan semua rasa cinta dan takut kehilangannya dalam ciuman itu.
===
Sudah 12 hari Luhan tidak sadarkan diri dari komanya. Sehun selalu menjaga Luhan, setiap malam dia selalu berdoa agar Luhan cepat sadar dan Sehun bisa melihat senyum malaikatnya lagi.
Seperti biasa, Sehun akan menyamankan dirinya di sebelah luhan. Duduk dan menumpukan kepalanya di ranjang Luhan seperti malam-malam sebelumnya. Baru saja Sehun akan menutup matanya, ia merasakan sesuatu bergerak. Ia mengangkat kepalanya, dan melihat tangan Luhan yang biasa ia pakai sebagai “bantal” nya itu bergerak. Tanpa mengulur waktu lagi, ia segera berlari dan berteriak memanggil dokter dan suster yang berada disana.
Dokter Lee dan seorang suster masuk ke kamar Luhan, sementara Sehun menunggu di luar. Raut wajah bahagia terpancar jelas dari wajah tampannya.
Setelah dokter Lee selesai memeriksa, Sehun segera masuk kembali ke kamar Luhan. Menatap malaikatnya yang kini sudah membuka matanya.
“Sehunnie…” suara Luhan terdengar pelan, karena alat untuk menyalurkan oksigen menutup hidung dan mulutnya.
“Ne Lu, aku disini” krystal bening itu kembali meluncur dari mata Sehun.
“Jangan menangis, aku tidak apa-apa chagi” Luhan menghapus air mata Sehun dengan ibu jarinya.
“Aku..aku takut..kau meninggalkanku Lu.. hiks” Sehun kembali menangis.
“Tapi aku tidak akan meninggalkanmu Sehunnie, aku sudah berjanji kan ?” ujar Luhan tersenyum lemah.
Sehun memeluk tubuh mungil Luhan, mendekapnya sangat erat. Luhan pun membalas pelukan Sehun, sungguh ia ingin selamanya bersama namja ini. Tapi jika nanti takdir memisahkan mereka, entah …
Ia pun tidak bisa membayangkannya
===
Hari ini kondisi Luhan sangat baik, dan ia ingin berjalan-jalan ke taman rumah sakit. Meski awalnya di tolak mentah-mentah oleh Sehun, tapi setelah Luhan merengek dengan 1001 jurus aegyo dan puppy eyes nya akhirnya Sehun menyetujui permintaan Luhan tentunya setelah mendapatkan ijin dokter Lee.
“Aah .. udara di luar segar sekali” ujar Luhan merentangkan kedua tangannya. Sementara Sehun hanya terkekeh melihat sikap kekasihnya yang seperti anak kecil itu.
“Sehunnie, ayo kita kesana! bunganya indah sekali” mata Luhan berbinar-binar. Dan Sehun mendorong kursi roda Luhan menuju tempat yang Luhan maksud.
“Wah, bunga-bunganya harum” Luhan mencondongkan badannya lalu menghirup wangi bunga tersebut.
Diam-diam Sehun mengambil ponselnya lalu memotret Luhan. Sungguh, bunga itu pun kalah indah dengan Luhannya.
“YA! Jangan memotretku diam-diam Sehunnie” ujar Luhan sambil mempoutkan bibirnya.
Sehun tertawa kecil, lalu bersimpuh di hadapan kekasihnya itu.
“Aku tidak memotretmu Lu, tadi aku memotret malaikat yang sangat cantik” ucap Sehun menimbulkan rona pada pipi Luhan.
“Lihatlah, dia sangat indah. Matanya ..” Sehun mengecup kelopak mata Luhan.
“Hidungnya ..” Sehun mengecup hidung Luhan.
“Pipinya ..” Sehun mengecup pipi Luhan.
“Dan …”
“Bibirnya ..” Sehun mengecup bibir Luhan dengan penuh kasih sayang. Luhan menutup matanya, mencoba menikmati sentuhan bibir tipis Sehun
“Sangat indah kan ? dan aku beruntung karena itu semua hanya milikku seorang” Sehun kembali membawa Luhan kedalam pelukan hangatnya.
Luhan menyandarkan kepalanya di dada bidang Sehun, menikmati aroma tubuh Sehun dan menyamankan dirinya dalam pelukan Sehun.
“Lu, mau bubble tea ?” tanya Sehun yang dibalas anggukan semangat Luhan.
“Baiklah, tunggu ne ? aku akan membelinya dulu” setelah mengecup kening Luhan, Sehun pun berlari untuk membeli bubble tea.
Luhan tersenyum, setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya.
“Tuhan, terima kasih karena telah memberiku seseorang yang sangat berharga. Seseorang yang sangat menyayangiku dan menjagaku dalam keadaan apapun” ujar Luhan.
“Tuhan, tolong jaga dia …”
===
Malam ini, Sehun sudah mempersiapkan semuanya. Semua spesial, karena hari ini tepat hari jadi Sehun dan Luhan yang ke 1 tahun. Senyum bahagia menghiasi bibir Sehun. Ia sudah membeli kue, bubble tea dan juga boneka rusa untuk kekasihnya itu. Ah, dan tak lupa sebuket bunga mawar putih kesukaan Luhan.
Dengan penuh kebahagiaan Sehun melangkahkan kakinya menuju kamar rawat Luhan.
“Xiao lu ..” panggil Sehun sesampainya di kamar Luhan.
Luhan yang sedang membungkuk pun mengangkat wajahnya, ia tersenyum melihat Sehun datang.
Namun, terlihat sesuatu yang berbeda dalam senyumnya itu. Senyum terlihat sangat …
Dipaksakan ..
“Se..Sehunnie..” ujar Luhan.
Mungkin Sehun tidak menyadari raut wajah Luhan karena dia terlalu bahagia hari ini.
“Happy anniversary my beloved lulu” Sehun pun membawa kue yang sudah berhiaskan lilin angka 1 itu ke hadapan Luhan.
Luhan terkejut sekaligus terharu, ia kira Sehun tidak akan mengingat hari jadi mereka ini.
“Ayo kita tiup lilinnya sama-sama Lu, tapi sebelum itu ucapkan dalam hati dulu keinginanmu ya” jelas Sehun
“N..ne”
Sehun dan Luhan pun memejamkan mata mereka, mengucapkan keinginan mereka dalam hati.
“Nah, ayo kita tiup lilinnya! hana dul set .. ffuuhhh” mereka pun meniup lilin itu bersama.
“Lu, ini untukmu. Gomawo telah menemaniku selama ini. Aku sangat menyayangimu, ah ani aku mencintaimu” ujar Sehun lalu memberikan boneka rusa yang baru dibelinya.
“Go..gomawo Sehunnie..hiks..mian aku tidak menyiapkan apapun..” Luhan terisak.
“Gwenchana, kau di sampingku pun sudah menjadi hadiah terindah untukku” ucap Sehun.
“Ah iya, aku punya satu lagi” Sehun berniat mengambil bunga mawar putih tadi. Tapi langkahnya terhenti ketika mendengar erangan kesakitan dari Luhan.
“Arrghhh… ya..Tuhan..sa..sakit sekali..Sehunnie..to..tolong” Luhan mencengkram perutnya.
Sehun hanya bisa terpaku, otaknya seketika kosong. Ia seperti orang bodoh, tak tahu harus melakukan apa.
Terlihat bibir Luhan berdarah karena digigit terlalu kuat, wajahnya pucat, buku-buku jarinya memutih karena mencengkram selimut terlalu kencang.
“Se..Sehunnie…a..akuu..ti..tidak kuat lagi…in..ini..terlalu..me..nyakitkan..”  ujar Luhan terbata-bata. Air mata turun membasahi wajahnya.
Sehun sadar, ia kemudian berlari menghampiri Luhan dan memeluknya erat. Walaupun Luhan terus meronta karena kesakitan. Hati Sehun terluka melihat kekasihnya, luka itu semakin lama semakin melebar dan meneteskan darah segar.
“Luhannie, sayang kau harus bertahan. Jangan tinggalkan aku Lu, jangan” Sehun mempererat pelukannya, wajahnya pun sudah basah dengan air mata.
“Ak..aku..be..benar..benar..ti..tidak..kuat..la..lagi..Sehunnie…”
Luhan sudah tidak meronta-ronta lagi seperti tadi, perlahan tubuhnya melemas.
“Sa..saranghae..sa..rang..hae..oh..se..sehun..mian..a..aku..tidak..bi..bisa..menepati..jan..janjiku..” pelukan Luhan terlepas, mata indahnya terpejam.
Dunia Sehun seakan runtuh saat itu juga, tangisnya meledak.
“Bangun Luhan sayang, kita sedang merayakan setahun hubungan kita kan ? ayo bangun, jangan tidur sayang” Sehun menepuk pipi Luhan.
“Sayang, bangun jebal” Sehun terus berusaha membangunkan Luhan sampai akhirnya ia sadar bahwa semua sia-sia.
“SESEORANG TOLOOOOOOOONNNNGGGGGGG!!!”
===
Sehun terdiam di koridor rumah sakit, keadaannya sangat kacau penampilannya juga sangat berantakan.
CKREK
Dokter Lee dan beberapa perawat keluar dari kamar rawat Luhan. Sehun berdiri lalu mencengkram bahu dokter Lee kuat.
“Di..dia..selamat kan dokter ?” tanya Sehun.
Namun raut wajah dokter Lee berkata lain dari harapannya, Sehun berusaha menepisnya. Tidak .. tidak mungkin Luhannya, malaikatnya …
“Mianhae Sehun-ssi, kami sudah berusaha semampu kami. Tapi Tuhan berkata lain” ujar dokter Lee menundukkan kepalanya.
Sehun mendadak kehilangan tenaganya, fikirannya benar-benar belum bisa mencerna maksud perkataan dokter Lee tadi.
“katakan kalau ini bohong.. kau bohong kan dokter Lee ? bohong kan ? KAU BOHONG KAN ?!” teriak Sehun sambil mengguncangkan bahu dokter Lee.
“Sekali lagi mianhae” dokter Lee pun pergi meninggalkan Sehun.
Dengan tatapan kosong, Sehun melangkahkan kakinya menuju kamar yang sudah lama dihuni oleh kekasihnya itu.
Tubuh kekasihnya kini sudah tertutupi kain putih. Dengan tangan bergetar, Sehun membuka perlahan kain putih itu.
Terlihat wajah malaikat itu kini pucat, benar-benar pucat. Tak ada lagi darah yang mengalir di tubuhnya, tak ada lagi jantung yang berdetak lebih cepat apabila kekasihnya itu gugup, tak ada lagi senyumnya, tak ada lagi sikap manjanya, tak ada lagi panggilan “Sehunnie” dari bibir mungilnya. Semuanya sudah tidak ada lagi, semua …
Telah pergi …
“ANDWAEEEEEEEEEEEEEEEEEEE”
===
I’ll still be waiting for you till forever
As I will keep hiding my tears
Would you come back to me?

My love just can’t seem to reach you
Just as much as the amount of tears that flowed, it’s still far away to go
[SM The Ballad – Miss You (English Translation)]

“Annyeong Lu ..” Sehun menatap nanar tanah merah yang masih basah itu.
“Kau tidak menepati janjimu” ujar Sehun. Perlahan butiran krystal turun menghiasi wajah tampannya.
“Hiks…tapi tidak apa-apa Lu, asalkan kau tidak menderita dengan penyakitmu lagi aku..aku rela melepaskanmu” tetesan krystal bening itu mulai menganak sungai di pipi Sehun.
“Mungkin Tuhan sudah sangat merindukanmu Lu, merindukan malaikat kesayangannya”
“Tunggu aku disana Lu, aku akan menyusulmu jika sudah waktunya. Dan ..” Sehun memegang dadanya.
“Hati ini tetap milikmu Lu, sampai kapanpun. Bahkan jika nanti kita di pertemukan kembali, rasa cinta ini masih tertanam kuat di hatiku hanya untukmu Luhan”
Sehun mendekati nisan bertuliskan nama kekasihnya itu, ia memeluknya dan mencium nisan itu dengan lembut. Kemudian Sehun meletakkan bunga mawar putih yang seharusnya ia berikan saat hari jadi mereka.
“Saranghaeyo Luhan, tunggu aku disana. Saranghaeyo … yeongweonhi”
-END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar