27 Oktober 2013

My Love is… My Mom

Title: My Love is… My Mim
Author: Lee Yong Mi
Genre: Romance, Angst
Length: Oneshoot
Main Cast:
  1. EXO-K Sehun
  2. Girl’s Day Yura
  3. EXO-M Kris
Rating: PG-15
Disclaimer:
Annyeong ^^
Author kembali dengan FF terbaru-yang baru selesai tadi- XD Oh ya, sekedar pemberitahuan sebelum membaca, disini Kris perannya jadi pria tampan berumur 30-an(?) Oke? /wink/
happy reading~
my-love-is-my-mom-2
My Love is… My Mom
“Sehun-ah, berjanji pada eomma, ne?”
“…”
“Apa pun yang terjadi, jangan katakan pada siapa pun mengenai masalah ini.”
“…”
“Eomma akan berusaha untuk menjadi eomma yang terbaik bagimu.”
“Bagaimana kalau aku tidak menyetujuinya?”
“Eh?”

~Mom~
Namaku Oh Se Hoon, tapi panggil saja aku Sehun.
Aku hanyalah seorang anak SMA biasa, murid senior kelas 3 yang telah berhasil mem-bully beberapa junior pembangkang. Mungkin aku lebih dikenal sebagai seorang preman di sekolah ini, namun para guru selalu merasa segan melihatku. Maksudku, aku adalah senior-baik-hati-yang-menyiksa-junior-yang-tidak-patuh-terhadap-peraturan-sekolah. Jadi bisa dikatakan, aku adalah preman baik.
Yah, tidak sepenuhnya baik. Aku selalu mempermainkan hati setiap yeoja yang tunduk pada diriku. Berbagai macam hal sering kulakukan—mulai dari memegang tangan, cium pipi, bahkan kissing juga pernah—tapi jangan salah! Aku tidak pernah bertindak lebih jauh dari itu. Sudah kukatakan, aku hanya mempermainkan hati mereka. Tidak ada yang serius, bahkan sejak awal aku sudah memperingatkan pada mereka bahwa aku tidak akan serius pada mereka, namun mereka saja yang tetap ingin kupermainkan. Jadi, aku tidak mempertanggung jawabkan jika mereka menangis ketika aku tidak mengacuhkan mereka. Hey, itu bukan salahku, bukan?
Namun beberapa hari ini, ada yang aneh.
Sepertinya ada seseorang yang mengikutiku setiap pulang sekolah. Sebenarnya aku sudah sering menemukan beberapa yeoja mengikutiku agar tahu dimana aku tinggal, tapi aku berhasil mengecoh mereka dengan membawa mereka berkeliling terlebih dahulu, setelah itu mereka akan menyerah dan pulang dengan sendirinya.
Tapi kali ini berbeda. Orang itu tampak tahu bahwa aku akan mengerjainya dulu dengan mengajaknya berkeliling. Dia tidak pernah mengikutiku ketika aku mulai berkeliling, tapi ia akan menunggu di tempat itu karena ia sekana tahu bahwa aku akan kembali kesana.
Dia cukup pintar. Dan aku tidak tahu apakah dia namja atau yeoja, karena ia selalu menggunakan sebuah jaket berwarna hitam dengan tudung jaket yang selalu dikenakan dengan manis di kepalanya.
Jika dia adalah namja, maka akan kutarik kata ‘manis’ itu.
Oke, daripada aku selalu penasaran akan orang itu, maka hari ini aku memutuskan untuk mencegat orang itu di jalan.
Tap. Tap. Tap.
Aku melangkahkan kakiku ke kanan, dan orang itu tidak mengikutiku. Aku bergegas, sedikit berlari memutar jalan, kemudian muncul dari balik orang itu. Tanganku segera menahan pundaknya.
Grep.
Dia terkejut dan berusaha untuk melepaskan tanganku dari pundaknya, namun aku segera mempererat peganganku, lalu tanganku yang lain menahan lengannya.
Sebuah lengan yang ramping, terlalu ramping untuk ukuran seorang namja. Jadi, dia adalah seorang yeoja, bukan?
“Lepas!”
Ia berhasil menyentakkan tanganku, membuat tubuhnya sedikit terdorong ke belakang karena tanganku tanpa sengaja mendorong kepalanya.
Dan tudung jaket yang ia kenakan jatuh ke bawah, memperlihatkan wajah seorang yeoja dengan rambut ikal berwarna hitam. Rambut itu panjang, melebihi batas bahunya.
Dan aku, namja bernama Oh Se Hoon yang tidak pernah serius terhadap para yeoja, merasakan untuk pertama kalinya sebuah debaran di dalam diriku.
~Mom~
“Ja, jadi… namamu Sehun? A, aku… Kim Ah Young… Ta, tapi… kau bisa memanggilku Yura…”
Terbata. Wajah menunduk. Mata tidak berani menatapku.
Manis sekali.
“Sepertinya kau bukan murid di sekolahku, hm?” tanyaku seraya mengangkat kedua alisku, menggodanya. Wajahnya semakin bersemu merah.
“Ti, tidak, Sehun-ssi… Aku telah lulus SMA 2 tahun yang lalu…”
Aku terkejut. Yeoja ini lebih tua daripadaku? Tapi, tapi wajahnya sama sekali tidak menunjukkan itu! Bahkan aku mengira dia baru berumur 17 tahun!
“Jadi sudah seharusnya aku memanggilmu noona, bukan?” tanyaku seraya menunjukkan senyum terbaikku. Ia kembali menunduk.
“Mu, mungkin…” jawabnya, kembali terbata. Aku tertawa kecil.
“Yura noona, kau lucu sekali!” ucapku yang membuatnya mengangkat kepala, menatapku bingung. “Em… Abaikan. Ah, noona! Aku ingin menanyakan beberapa hal.”
Wajahnya bersemu kembali. Sepertinya ia tahu aku akan menanyakan apa.
“Si, silahkan, Sehun-ssi…” jawabnya pelan. Aku tersenyum seraya memainkan rambut ikalnya itu. Ia terlihat salah tingkah atas perbuatanku. Dan astaga, ia semakin manis!
“Kenapa kau mengikutiku, noona? Aku tahu bahwa kau mengikutiku sejak 6 hari yang lalu.” Pertanyaan pertama kukeluarkan. Yura noona terlihat bingung harus menjawab apa. Perlahan, tanganku berpindah ke atas kepalanya dan mengusap rambutnya lembut.
“Ah, itu… aku, aku tertarik padamu, Sehun-ssi…”
Yeoja yang jujur.
“Baiklah. Kalau kau memang tertarik padaku, lalu kenapa kau tidak bertanya padaku? Kenapa kau hanya terus mengikutiku?”
Kali ini, tanganku menyelipkan beberapa helai rambutnya ke belakang telinganya, membuat wajahnya semakin bersemu. Kebanyakan, titik kelemahan yeoja itu terletak di belakang telinga.
“Aku… tidak berani…”
“Mengapa kau tidak berani, noona?”
Tanganku berpindah ke dagunya, mengangkatnya sehingga sekarang aku menatap matanya yang bersinar. Cantik.
“Aku… tidak pernah mempunyai seorang pacar. Ini, ini baru pertama kalinya…”
Aigoo. Ini adalah yang pertama baginya. Mau tidak mau, aku merasa sedikit tersanjung dan juga kecewa. Tersanjung karena aku menjadi yang pertama baginya, kecewa karena dia bukanlah yang pertama bagiku.
“Kalau begitu, bagaimana kalau aku mengawali semuanya dengan sebuah ciuman manis?”
Kuperdekat jarak wajah kami, membuat ia tampak terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa ketika hidung kami hampir saja menempel. Alhasil, ia hanya menutup matanya. Bukan, ia bukan menunggu saat bibirku menempel pada bibirnya, tapi ia menutup mata karena… takut.
Sekejap, aku segera mengalihkan ciumanku ke dahinya. Ia membuka matanya, tampak bingung dengan diriku.
“Ciuman manis, bukan?” ucapku seraya tersenyum. Ia kembali menunduk. Aku mengernyit. “Tidak, tidak. Jangan menunduk di hadapan pacarmu ini, noona.”
Tanganku kembali menaikkan dagunya.
“Pandang wajah pacarmu ini dan jangan mengalihkan pandanganmu ke arah yang lain, atau pacarmu ini akan marah.”
Matanya membulat. Aku kembali memberikannya senyuman manisku.
“Wae? Ada yang salah?” tanyaku. Dia menggeleng cepat.
“Ka, kau… benar menerimaku…?” ia menatapku tidak percaya. Aku tertawa.
“Apakah ada yang salah jika aku menerimamu, noona?” balasku. Ia menggeleng cepat, dan wajahnya kembali merona.
Terlalu manis.
~Mom~
“Jadi rumahmu disini, Sehun-ssi?” tanya Yura noona seraya menatap ke arah rumahku. Aku mengernyit.
“Bukankah kau sudah tahu, noona? Dan juga, kenapa masih memanggilku dengan embel-embel ‘ssi’?” tanyaku, sedikit kesal karena ia masih bersikap formal padaku, namun tentu saja aku menyukainya karena ia benar-benar berbeda dengan yeoja yang biasanya berada di dekatku.
“Ta-tapi, kita baru saling mengenal…” jawabnya pelan.
“Oh, ayolah noona! Apakah ada orang yang berpacaran tapi tetap memanggil dengan embel-embel itu?” balasku kesal, namun aku segera sadar bahwa apa yang kulakukan itu salah. Yura noona berbeda dengan yeoja lainnya! Astaga aku-
“Mi, mianhae…”
Dan sekarang ia tertunduk dengan raut wajah bersalah. Oh, bagus Sehun. Apa yang baru saja kau lakukan?
“Noo-noona, mianhae… Aku tidak bermaksud untuk-ah, biarkan aku mengantarmu pulang.” Ucapku sedikit panik, namun Yura noona menggeleng.
“Gwenchana. Aku bisa pulang sendiri. Maaf telah membuatmu pulang larut malam, Sehun-ssi.”
Yura noona membungkuk pelan ke arahku, lalu ia segera melangkah pergi. Dan sekarang, aku mengerang. Tidak biasanya aku merasa khawatir seperti ini. Aku harus segera menyusulnya!
~Mom~
Aku terus mengikuti Yura noona dari belakang. Astaga, kami sudah berjalan selama 20 menit dan belum juga sampai ke rumahnya? Lalu tempat yang kami lewati ini… sangat gelap dan menyeramkan bagi wanita. Kenapa rumah Yura noona harus melewati jalan ini?
“Aigoo, manisnya~”
Aku terkesiap ketika mendengar suara seorang namja. Yura noona juga tampak terkejut.
“Me-menjauhlah dariku!” ucap Yura noona seraya mempercepat langkahnya, namun namja itu justru menahannya.
“Wae? Ketakutan? Aigoo, kau bertambah manis Nona~ Ayo cepat, ikut kami dan bermainlah dengan kami~”
Tanpa sadar aku merasa kesal. Aku… aku harus menyelamatkan noona!
Bruak! Bukk!
Baru saja aku berniat untuk melangkahkan kakiku, seseorang telah terlebih dahulu melesat dari arah yang berlawanan dan menghajar namja itu. Yura Noona terpekik, ia benar-benar ketakutan.
“Jangan berani menyentuh yeoja ini, dasar namja kurang ajar!”
Orang itu kembali menghajarnya, dan tak lama kemudian namja itu kabur.
“Cih, orang lemah.” Ucap orang itu. Ia merapikan baju yang ia kenakan, dan ketika ia berbalik, aku segera mengenali siapa orang itu.
Kris, appaku sendiri.
“Kau tidak apa-apa, Nona?” suara appa terdengar, jauh lebih lembut dari sebelumnya. Yura noona mengangguk pelan.
“A-aku tidak apa-apa… Kansahamnida, ahjussi-“
“Ahjussi? Apa aku terlihat setua itu?”
Kris appa… merayu Yura noona-ku? Andwae, dia tidak boleh!!
“Mi-mianhae, em…”
“Namaku Wu Yi Fan, tapi biasanya aku dipanggil Kris.”
“N-ne, Kris-ssi. Namaku Yura. Em… kansahamnida karena telah menolongku…” balas Yura noona pelan. Dia sama sekali tidak mau menatap Kris appa.
“Sama-sama. Perlu kuantar pulang, Yura-ssi?” tawar Kris appa. Aku menggeleng cepat. Andwae! Jangan sampai Yura noona mau diantar pulang oleh Kris appa!
“Ti-tidak perlu… Aku bisa pulang sendiri. Sekali lagi, terima kasih telah menolongku, Kris-ssi…”
Tanpa menunggu jawaban, Yura noona segera melangkah pergi. Aku menghela nafas lega. Sekarang, aku harus kembali mengikutinya agar dia selamat sampai tujuan!
~Mom~
“Sehun-ah, aku menyukaimu!”
Em… Biar kuhitung. Ini sudah kelima kalinya dalam satu hari.
“Jeongmal mianhae, Eunjung-ssi… Aku tidak dapat menerimamu.” Tolakku halus. Raut wajahnya berubah cepat.
“Wae?! Bukankah kau selalu menerima yeoja yang menembakmu? Mengapa kau tidak dapat menerima aku??” tanyanya kesal. Aigoo, sulit menjadi namja tampan disini.
“Aku sudah punya yeojachingu.” Jawabku santai. Ia mendengus.
“Kalau begitu, putuskan saja ia dan jadilah pacarku!”
Sekejap, aku merasa tertampar.
“Mwo? Ucapkan sekali lagi, Lee Eunjung.” Ucapku seraya menatapnya tajam, tapi ia sama sekali tidak takut.
“Bukankah kau selalu seperti itu? Berpacaran sesaat dan memutuskan para yeoja ketika kau merasa bosan? Aku berani bertaruh bahwa kau hanya menjadikan yeoja itu mainanmu saja, dan secepatnya kau pasti akan memutuskan yeoja itu! Daripada menunggu waktunya datang, lebih baik kau putuskan saja dia dan jadian denganku! Aku tidak akan membuatmu bosan sama sekali!”
Aku menggeram. Beraninya ia menghinaku seperti i-
Kresek.
Aku segera menoleh ke arah suara dan mataku membulat ketika melihat Yura noona berdiri di belakang pohon yang tidak jauh dari tempatku berdiri. Ia… tampak terluka.
“Mi-mianhae… Aku akan segera pergi.”
Tidak, noona. Kau salah sangka! Tunggu dulu!!
Aku segera mengejar Yura noona, mengabaikan teriakan Eunjung yang memanggilku. Masa bodoh dengannya, yang jelas aku harus menjelaskan semua ini pada noona! Ia pasti salah paham denganku!
“Noona! Chankamman!!!” teriakku panik. Tiba-tiba, ia menghentikan langkahnya.
“Tidak, aku tidak boleh egois…” bisiknya yang terdengar olehku. Ia berbalik, menatapku dan-astaga, matanya berkaca-kaca. “A-aku kira aku harus mendengarkan penjelasanmu dulu, Sehun-ssi…” ucapnya terbata.
“Noona, semua itu tidak seperti yang kau pikirkan!” ucapku cepat. Aku melangkah ke arahnya, namun ia justru melangkah mundur. “Apa yang dikatakan Eunjung tadi… eum, ada benarnya sedikit… Tapi-“
“Tapi…?”
Dia menatapku ingin tahu, masih dengan mata yang berkaca-kaca.
“Tapi… semenjak bertemu denganmu, Noona… Aku, aku…”
Egh, kenapa sulit untuk mengungkapkannya?! Ayolah, Oh Se Hoon! Katakan, katakan padanya!
“Aku… tidak ingin menyakitimu. Kau terlalu… terlalu murni jika dibandingkan yeoja lainnya, Noona… Aku tidak ingin menyakitimu!”
Wajahnya merona.
“Maksudku, aku tidak tahu akan apa yang kurasakan… Aku hanya tidak ingin kau tersakiti, Noona. Apalagi jika kau tersakiti karena aku…”
Oke, aku terdengar klise tapi aku hanya mengungkapkan apa yang berada di pikiranku. Perlahan, Yura noona mendekatiku dan…
“Oh Se Hoon… Kau mencintaiku?”
Deg.
“No-noona…”
“Apa kau mencintaiku?” tanyanya lagi. Aku… apa aku mencintainya? Aku tidak tahu… Aku tidak ingin dia tersakiti, aku tidak ingin dia salah paham atas diriku… Padahal dulu, bersama dengan yeoja lainnya, aku tidak pernah berpikir jika mereka tersakiti karenaku. Tapi sekarang…?
“Sudahlah, tidak apa-apa jika kau belum mempunyai jawabannya.”
Yura noona berbalik dan hendak melangkah pergi, namun aku segera menahan lengannya.
“Chankammanyo, noona!” ucapku yang membuat ia kembali menoleh ke arahku. “Kau… Apakah kau mencintaiku?”
Yura noona memberikanku sebuah senyuman.
“Mengapa kau menanyakan hal yang telah pasti?”
Ia melepaskan pegangan tanganku, lalu kembali berjalan pergi. Sungguh, aku tidak tahu apa yang ada di pikirannya…
~Mom~
“Appa! Appa mau kemana?”
Aku mengernyit ketika melihat Kris appa yang tampak sedang merapikan rambutnya di depan kaca. Aigoo, padahal appa sudah berumur 38 tahun, kenapa tingkahnya masih seperti anak remaja? Huft, menyebalkan.
Kris appa adalah ayah tiriku. Dulu, Ibuku memilih untuk menikah muda dengan appa kandungku, kalau tidak salah ia menikah disaat ia berumur 17 tahun. 1 tahun kemudian, aku—anaknya yang paling tampan ini—lahir dengan selamat ke dunia.
Disaat aku berumur 7 tahun, appa kandungku meninggal dunia. Dan 3 tahun kemudian, Ibuku menikah dengan Kris appa yang berumur 30 tahun. 5 tahun kemudian, Ibuku meninggal karena sakit, sehingga sejak saat itu sampai sekarang, aku tinggal bersama Kris appa.
“Ah, aku mau pergi sebentar. Kau bisa menjaga rumah bukan, Sehun?” tanya appa, masih merapikan rambutnya.
“Arasseo, asal kau membawa oleh-oleh saat pulang.” Jawabku bercanda. Kris appa tertawa.
“Bagaimana kalau aku membawa ibu baru untukmu?”
Pertanyaan Kris appa itu dengan sukses membuat air yang kuminum kembali naik ke tenggorokanku.
“Uhuk-mwo? Appa, kau bercanda bukan??” tanyaku tidak percaya. Kris appa kembali tertawa.
“Kau bisa melihatnya nanti, Hun-ah. Appa akan membawakanmu seorang wanita yang cantik, seperti bidadari yang baru turun dari khayangan…”
Aku memukul pundak Kris appa pelan. Astaga, dari mana ia belajar menggombal dengan kata-kata menjijikkan itu?
“Baiklah, appa pergi dulu! Jaga rumah, Sehun!” ucap Kris appa seraya melangkah keluar. Aku hanya melambai ke arahnya, kemudian aku menutup pintu rumahku.
Huft, apa yang sedang dilakukan oleh Yura noona saat ini…?
~Mom~
‘Appa akan pulang beberapa hari lagi. Nanti appa akan membawakan calon ibu barumu.’
Aku menggembungkan pipiku kesal. Sudah 5 hari Kris appa tidak pulang. Apa yang sebenarnya ia lakukan? Membawa pulang calon ibu baru? Ckck, appa sangat menggelikan.
“Sehun-ah!! Appa pulang~!”
Aku sedikit terkejut ketika pintu rumah terbuka dengan lebar, namun keterkejutanku bertambah ketika melihat Kris appa pulang, bersama dengan seorang yeoja.
Dan yeoja itu, adalah yeoja yang sangat kukenali sebagai pacarku.
Yura noona.
~Mom~
“Sehun-ah, bagaimana calon ibu barumu ini? Cantikkah?”
Sekarang aku, Kris appa, dan Yura noona berada di ruang keluarga. Kris appa menggenggam erat tangan Yura noona dengan senyum yang sangat menunjukkan bahwa beliau bahagia. Tapi bagaimana denganku?
“Can-cantik…” jawabku terbata. Yura noona berusaha untuk menghindari tatapanku.
“Oh, ya. Kalian belum berkenalan secara resmi.” Ucap Kris appa yang membuatku menelan ludah. “Baby-ah, kenalkan ini Sehun, anakku. Aku sudah menceritakannya padamu, bukan?”
Perkataan Kris appa membuatku menatap Yura noona tajam, meminta penjelasan. Tapi lagi-lagi dia mengalihkan pandangannya dariku.
“Ne, Kris oppa…”
Great. Bahkan dia memanggil Kris appa dengan panggilan ‘oppa’.
“Sehun-ah, namanya adalah Yura. Dulu appa pernah menolongnya ketika ada preman yang hampir mencelakakannya.”
Appa, aku tahu. Appa tidak perlu menceritakan kegagalanku untuk melindungi Yura noona saat itu.
“Yaah… Umur kami memang berbeda jauh, tapi kami saling mencintai. Benar kan, baby-ah?” tanya Kris appa seraya mengusap rambut Yura noona. Tanganku terkepal erat. Aku… aku marah!
“N-ne, oppa…”
Astaga.
Aku benar-benar butuh penjelasan.
~Mom~
Kris appa menunjukkan seisi rumah pada Yura noona, namun beberapa detik kemudian ia harus pergi lagi.
Baby-ah, semoga kau menyukai rumah ini. Sehun-ah, jaga Yura untuk appa. Appa akan kembali pukul 7.”
Aku mengangguk, sedangkan Yura noona tidak menjawab sama sekali. Kris appa mencium dahi Yura noona, membuatku semakin emosi. Jika beliau bukanlah appaku, mungkin aku sudah menghajarnya di detik itu juga.
“Hati-hati, appa!” ucapku cepat yang dibalas senyuman dari Kris appa. Beliau berjalan keluar rumah, dan setelah aku mendengar bunyi mobilnya yang menjauh… aku menatap Yura noona tajam.
“A… aku… permisi dulu.” Ucap Yura noona terbata. Ia melangkah pergi, namun aku segera menghalanginya.
“Kau tidak mempunyai izinku untuk pergi, noona.” Ucapku seraya menarik tangannya. Ia tampak kesakitan, tapi aku tidak peduli. Hatiku… hatiku jauh lebih sakit dibandingkan dengan apa yang ia rasakan sekarang! “Jelaskan padaku, apa yang sedang kau lakukan, huh?! Kau itu pacarku, tapi mengapa kau harus menikah dengan Kris ap-“
“Se-Sehun… Lepaskan aku…”
Mata Yura noona berkaca-kaca. Oh tidak, aku lemah dengan air matanya.
“Jebal… Lepaskan aku…”
Peganganku mengendur dengan sendirinya. Yura noona segera berbalik dan berlari pergi, sedangkan aku tidak dapat menahannya sama sekali.
Noona… Apa yang sebenarnya terjadi?!
~Mom~
Entah berapa hari Yura noona menghindariku, dan entah berapa hari pula aku kembali ke sifatku yang dulu. Ya, Oh Se Hoon yang hobi mempermainkan perasaan orang lain, Oh Se Hoon yang egois dan hanya mementingkan dirinya sendiri.
“Sehun-ah! Lihat apa yang terjadi padamu!” gerutu Kris appa ketika beliau masuk ke dalam kamarku. Aku hanya mendongakkan kepalaku malas.
“Ne, appa?” balasku.
“Astaga, Sehun! Prestasi menurun, bahkan kau sering membolos? Apa yang sebenarnya terjadi padamu, Sehun??” tanya Kris appa seraya duduk di dekatku. Aku mengalihkan pandanganku.
“Aniyo, tidak terjadi apa pun.” Jawabku datar. Aku melirik ke arah pintu dan melihat Yura noona berdiri disana, mengintip ke dalam kamarku.
“Jinjayo? Kenapa appa tidak percaya, Sehun?” balas Kris appa. Ugh, aku baru ingat bahwa Kris appa sulit untuk dikelabui.
“Appa, nan gwenchanayo. Appa tidak perlu mengkhawatirkanku.” Ucapku cepat. Kris appa hanya menghela nafas berat.
“Arasseo, appa tidak akan memakasamu lagi untuk menjawab.” Ucap Kris appa. Beliau berdiri, lalu melangkah ke arah Yura noona. “Baby-ah, kajja.”
Yura noona hanya mengangguk, namun aku berani bersumpah bahwa tatapannya terus terpaku ke arahku, bahkan sampai dia tidak terlihat lagi olehku.
~Mom~
Untuk Oh Se Hoon
Semangatlah dalam belajar.
BRAK!
Yura noona terkejut ketika aku mendobrak pintu kamarnya. Nafasku terengah, dan di tanganku terdapat setumpuk kertas.
“Apa maksudmu, noona?!”
Dia gelagapan, tidak tahu harus menjawab apa. Aku melempar tumpukan kertas ini ke sembarang arah dan berjalan ke arahnya cepat, sedangkan ia berjalan mundur, ketakutan. Tanganku kembali mencekal lengannya.
“Apa sebenarnya yang kau pikirkan, noona?!! Menikahi appaku, memaksaku untuk melepaskanmu, lalu membuatkanku ringkasan materi pelajaran?!! APA YANG SEBENARNYA KAU PIKIRKAN???”
Yura noona tidak menjawab apa pun, dan matanya kembali berkaca-kaca. Tidak, Oh Se Hoon! Kau tidak boleh lemah karena air matanya!
“Noona, jawab aku!!” ucapku memaksa. Yura noona menggeleng cepat, bahkan air matanya telah jatuh ke lantai. “Jangan membuatku gila, noona! Kau harus menjawabku!!!”
Aku mendorong Yura noona kasar sehingga punggungnya menabrak dinding. Kucekal kedua tangannya sehingga ia tidak dapat memberontak.
“Sehun-ah, lepas-“
Sebelum ia sempat melanjutkan kalimatnya, aku mengunci bibirnya terlebih dahulu dengan bibirku. Dan aku melakukannya dengan kasar.
“… Hun, sa… kit…”
Tidak kupedulikan isakan Yura noona. Yang kulakukan hanyalah memperdalam ciumanku, memaksanya untuk membalas. Tapi… dia tidak membalas sama sekali.
Tunggu dulu.
Aku segera melepas ciumanku dan menatap wajah Yura noona. Astaga… dia menangis. Bibirnya berdarah, bahkan terlihat bengkak.
Plak!
Yura noona menamparku keras. Aku memegang pipiku yang ditampar.
“Tidakkah… tidakkah kau mengerti apa yang kurasakan saat ini, Oh Se Hoon?!!!”
Yura noona kembali terisak. Air matanya jatuh membanjiri pipinya.
“Kau pikir aku senang menerima semua ini? Akan menikah dengan Kris… meninggalkanmu… Kau pikir aku senang?!!”
Aku tertegun, tidak tahu harus bagaimana.
“Semua ini karena aku terpaksa, Sehun! Aku, aku harus menyelamatkan orang tuaku… Mereka sakit, oleh karena itu satu-satunya cara untuk menyelamatkan mereka hanyalah dengan menikah dengan Kris! Dia mengatakan bahwa dia akan membantuku untuk menyelamatkan nyawa orang tuaku…”
Astaga… Bahkan aku tidak tahu sama sekali tentang keluarga Yura noona.
“Pernahkah kau tahu, Sehun? Bahkan disaat aku terpuruk, apa kau pernah tahu?”
Aku… jahat.
“Semua sudah terjadi.” Ucap Yura noona seraya menghapus air matanya sendiri. “Tidak ada lagi yang bisa kulakukan. Dan Sehun-ah…”
Aku menelan ludah, takut untuk mendengar apa yang akan dikatakan oleh Yura noona.
“Kita putus.”
Yura noona berjalan melewatiku begitu saja, seakan ia tidak merasa sakit akan putusnya hubungan kami.
“Oh, ya. Satu lagi Sehun…”
Ia menoleh ke arahku.
“Tidakkah seharusnya kau memanggilku ‘eomma’?”
~Mom~
Setelah hari itu… aku tidak pernah lagi mengungkit masalah kami di hadapannya.
Mungkin semua memang salahku. Aku tidak pernah ingin mengetahui lebih dalam mengenai dirinya, padahal dia tahu mengenai diriku.
Semua memang sudah terlambat. Kini, aku hanya dapat menatap pahit pernikahan Kris appa dengannya.
Hanya bisa tersenyum palsu pada semua orang.
Tes…
Oh tidak, air mataku jatuh. Aku harus segera menutupinya.

Ckck, Oh Se Hoon.
Kau masih saja lemah.
FIN

1 komentar:

  1. EXCUSE ME BUT THIS IS MY FF!
    SAYA ADALAH AUTHOR LEE YONG MI DAN ANDA TIBA-TIBA SAJA ME-REPOST TANPA SEIZIN SAYA? SIAPA ANDA DAN APA HAK ANDA UNTUK ME-REPOST FF SAYA? APA PERLU SAYA MEMINTA PADA SEMUA READERS SAYA UNTUK ME-REPORT SPAM BLOG ANDA SEHINGGA BLOG ANDA DIHAPUS? CIH. HARAP PUNYA RASA MALU DAN HAPUS SEGERA FF SAYA, ATAU ANDA AKAN SAYA LAPORKAN PADA SEMUA ORANG SEBAGAI PLAGIATOR!

    BalasHapus