27 Oktober 2013

My Bestfriend

Gambar
Author                          :                  PHR
Gendre                         :                  Friendship, Tragedy, Sad.
Rating                            :                  PG 13+
Length                           :                  Oneshot
Main Cast                      :
  •   Kim Jong In ( EXO Kai )
  •   Lee Tae Min ( SHINee Taemin )
  •   Choi Soo Young ( SNSD Sooyoung )
Other Cast                    :
  •   Park Seung Hyuk ( OC )
  •   Dll.
Author Message           :
Terinspirasi dari sebuah novel. Happy Reading~
Summary                      :
Bestfriend is a jewel heart, while the lover is just right jewelry hearts.
***

Aku dan Taemin besar bersama – sama. Sejak kecil kami bertetangga. Menari bersama karena kebetulan hobby kami sama, yaitu ‘Dance’.dan kami selalu menangis bersama saat di ganggu anak nakal di jalan.
Kami tumbuh dan sekolah di tempat yang sama. Bagiku, Taemin adalah kakakku karena umurnya lebih tua setahun dariku. Lucunya, kami sekelas. Taemin sengaja tidak naik kelas agar bisa selalu bersamaku. Harus kuakui, di antara kami berdua, akulah yang lebih pintar. Taemin tidak perduli dengan ejekan teman – teman yang bilang bahwa dia itu seorang namja ‘BABO’.
“Taemin, kau tidak malu kah kalau kau ini tidak naik kelas ?” tanyaku sedikit berbisik.
“Wae ? Kenapa harus malu ? bagaimana dengan Minwoo yang selalu tidak naik kelas ? aku sengaja tidak naik kelas. Habisnya, teman sekelasku tidak ada yang seasikmu Kai-ah” jelasnya panjang lebar dengan penuh percaya diri.
Sepertinya memang hanya aku yang bisa memahami sifat Taemin yang temperamental. Ibunya sellau memintaku untuk menjaganya karena ketika marah, Taemin bisa mengamuk dan sulit di kendalikan.
Pernah ada anak yang memaksa kami untuk memberikan uang kami kepadanya. Tanpa rasa takut, Taemin menimpuk orang itu dengan batu besar hingga kepala anak itu bocor. Aku ketakutan setengah mati. Akhirnya orang tua Taemin terpaksa mengeluarkan biaya pengobatan anak tersebut karena orang tuanya menuntut pertanggung jawaban.
Memanglah kalau soal aktivitas yang berhubungan dengan kekuatan dan fiisk, Taemin-lah jagonya. Nilai olahraganya selalu bagus. Dia sering mengajariku bermain bola. Entah mengapa, aku sering gampang lelah bila olahraga.
Untuk pelajaran sekolah, aku sellau membantu Taemin. PR dan Tugas sekolah sering kami kerjakan bersama. Mungkin kalau tidak dilarang, Taemin senang – sennag saja menyontek pekerjaanku sewaktu ulangan. Lucunya.
Masa puber pun kami lalui bersama. Boleh di bilang kami tumbuh diiringi lagu Super Junior. Kami adalah Fanboy dari Boyband ternama di Korea ini, hahaha. Dan satu yang harus di sayangkan, kami belum pernah pacaran. Dikarenakan yeoja di sekolah kami tidak ada yang menarik.
Aku tau setiap ulangan akhir sekolah Taemin selalu waswas. Nilainya yang serba pas – pasan emmbuat saat – saat menunggu hasil kelulusan manjadi momen yang sangat menegangkan.
Itu juga yang terjadi saat kami ujian SMA. Syukurlah, Taemin berhasil lulus sehingga kami bisa kuliah di tempat yang memungkinkan dia masuk ke jurusan pilihanku.
Meski satu kampus, kami kuliah di jurusan yang berlainan. Selain minat kami berbeda, nilai Taemin juga tidak memungkinkan untuk dia masuk ke jurusan pilihanku.
Kami selalu kuliah naik motor besar milik Taemin. Walau jadwal kuliah kami berbeda, aku pagi dan dia siang, Taemin rela mengantarkanku. Begitu pula kalau ia ada kuliah sore, aku akan menunggunya sehingga kami tetap pulang bersama. Mungkin kamilah sahabat paling sejati di dunia ini.
***
Suatu hari, aku menunggu Taemin kuliah sambil membaca di ruang perpustakaan.  Pada satu buku yang sedanhku baca, terselip selembar kertas yang berisi catatan bertulisan tangan.
@_CSYoung90
Rasa penasaran membuatku mencoba untuk mencari username ini di twitter. Aku tidak mengangka bahwa CSYoung ini adalah Sooyoung sunbaenim, seorang gadis cantik yang popular di kampusku. Aku rasa dia oernah meminjam buku yang sedang kubaca.
Kukirimkan mention kepadanya untuk mengatakan bahwa aku menemukan username twitternya di kertas yang terselip di sebuah buku yang ku baca.
Sekejap saja aku mendapat balasan. Aku mengirimkan mention lagi dan dia merespon balik. Lama kelamaan kami jadi berteman di dunia maya. Hubungan kami menjadi semakin akrab.
Kami mulai berpikir untuk bertemu. Karena aku tidak pede, aku ajak Taemin untuk menemaniku. Aku tau, ibuku seorang janda yang harus bekerja untuk menghidupi dan membayar kuliahku. Aku harus berhemat agar bisa terus kuliah. Berbeda dengan Taemin yang berasal dari keluarga kaya. Setelah ayah Taemin meninggal, ibunya menikah lagi dengan namja yang membawa keluarga itu bertambah kaya.
Taemin bukan hanya menemaniku. Ia juga meminjamkan baju dan memberikanku uang untuk meneraktir Soo Sunbaenim. Sebetulnya aku malu, tapi aku bisa apa ?
Untunglah aku mengajak Taemin yang oandia membuat lelucon untuk mencairkan suasana. Saat berpisah, Soo Sunbaenim mengatakan sesuatu yang membuatku melayang. “Gomawo, hari ini indah. Aku bahagia bisa bertemu denganmu, Kai-ah”
Waktu ampai di rumah, kau melompat – lompat bahagia memeluk Taemin. Soo Sunbaenim memang yeoja impianku! Taemin ikut bahagia melihatku senang.
Aku mendorong Taemin agar segera mencari pacar sehingga kalau nanti aku sudah menjadi namjachingu Sooyoung Sunbae, kami bisa double-date.
Taemin malah menjawab, “aku akan membantumu dulu sampai mendapatkan Sooyoung, setelah itu baru aku pikirkan pasanganku. Yang penting kau bahagia dan tidak lupa denganku.” Aku mengerutkan dahiku. Aku tersenyum seketika . dan dia membuatku terharu. Sudah oasti aku tidak akan melupakan sahabat terbaikku ini!
Seperti dugaanku, Sooyoung merasa cocok jalan bersamaku dan resmilah kami berpacaran. Tentu aku tidak lupa berterimakasih pada Taemin yang tidak pernah bosan menyemangatiku.
Pesona Sooyoung membuatku lebih sering menghabiskan waktuku dengannya dibandingkan Taemin. Taemin tidak keberatan meminjamkan motornya setelah sampai di kampus untuk menjemput Sooyoung. Kalau urusan bersama Sooyoung masih lama sehingga belum bisa mengembalikan motornya, namun Taemin tidak pernah protes dan memilih pulang dengan MRT.
Pernah juga kami berencana main ke rumah Sooyoung setelah usai kuliah. Ketika di jalan, turun hujan lebat. Taemin menyuruhku naik taksi bersama Sooyoung sementara dia menyusul dengan naik motor, tak lupa dia menyelipkan sejumblah uang untuk emmbayar taksi.
Sementara aku dan Sooyoung sudah asik minum kopi hangat. Taemin bary muncul dengan wajah yang sedang kedinginan dan basah kuyup. Namun dia sellau tersenyum sambil menatapku dengan hangat. Aku merasa berdosa melihat pengorbanan sahabatku itu.
***
Suatu hari, aku mengalami demam dan harus beristirahat total. Aku tidak bisa kemana-mana dan hanya bisa tidur di rumah. Saat itu aku meminta Taemin untuk mengantarkan Sooyoung ke kuliah karena aku berhalangan, dengan senang hati ia melakukannya. Tapi saat aku tawarkan ke Sooyoung, ia menolak. Ia bilang bisa pergi sendiri, memang akhir-akhir ini Sooyoung sering menolak ajakanku, mungkin dia marah dan aku tidak bisa menjemputnya pikirku.
Ternyata aku terkena demam berdarah dan harus beristirahat di rumah sakit, Taemin bolos kuliah untuk menjagaku, aku sudah menyuruhnya untuk tidak melakukan itu, tapi ia lebih memilih untuk menjagaku. Sooyoung hanya datang sekali padaku, ia bilang ia sedang mau ujian sehingga tidak bisa menjengukku sering-sering. Aku bisa pahami semua itu, dengan peter di sampingku setiap saat, aku merasa tidak kesepian.
Aku sedang duduk bersama Taemin dan bertanya, mengapa ia begitu baik padaku. Ia lalu bercerita padaku, saat tidak ada seorang pun yang ingin main bersamanya di sekitar komplek rumah, semua berpikir kalau dia itu aneh karena sifat tempramentelnya, orang tua melarang anak-anaknya untuk bermain dengannya, akulah orang yang datang padanya dan mengajaknya bermain. Ia tidak bisa bayangkan betapa sedihnya hatinya ketika teman-teman sekolah mengucilkannya dan akhirnya ia memutuskan untuk sengaja tidak naik kelas agar bisa bersamaku, itulah yang membuatnya berpikir akulah sahabat sejatinya.
Kalau dipikir-pikir benar juga, aku menghabiskan separuh remajaku untuk Taemin, aku tidak mungkin menolak berteman dengannya, apalagi ibuku pernah bilang, saat ia kesulitan, ibu Taemin lah yang membantu untuk meminjamkan uang. Tentu saja agar aku bisa sekolah. Kami tumbuh bersama-sama hingga saat ini dan itulah persahabatan kami. Begitu dekat dan saling menjaga, aku pun meledeknya untuk secepatnya mencari kekasih, dia hanya tertawa dan bilang kalau saat ini sedang dekat dengan seorang gadis di kelasnya tapi belum berpikir untuk ke hubungan serius.
Aku meledeknya dan berharap menembak sehingga kami bisa bersama. Tiba-tiba malam itu aku jadi ingin makan kimchi, Taemin tau aku semingguan ini hanya makan bubur dan ia rela mencarikanya aku kimchi walau dokter melarang, tapi demi aku, ia pun pergi melewati malam dan akhirnya aku makan malam bersama, saat kembali wajahnya begitu tegang, aku pun bertanya karena melihat sikapnya yang agak aneh dari biasanya,
“Neo, Wae ? kau aneh sekali,  kau habis liat setan ?”
“ Anni, aku tidak kenapa-kenapa ?”
“ Bohong, pasti sembuyikan sesuatu..”
“ Kai-ah, kau yakin Soo Sunbae sedang belajar untuk ujian ?”
“ Yakin, dia barusan sms aku, kata Sooyoung, dia lagi belajar..”
“ begitu ya”
Kami pun melewatkan malam dengan hari itu dan seperti melihat Taemin lain dari biasanya.
***
Aku tidak tau mengapa saat aku sembuh dan kuliah. Sooyoung mulai menjauhiku, dengan perasaan bingung aku pun harus mencari waktu meminta penjelasan mengapa ia selalu beralasan tidak ingin aku dekat dengannya, padahal sebelumnya kami baik-baik saja. Aku pun bercerita kepada Taemin tentang sikap Sooyoung, ia malah memintaku untuk putus dengannya, tentu saja aku marah, dia tidak memiliki alasan apapun untuk memintaku putus dengan Sooyoung walau kita adalah teman baik,
“Sooyoung, itu bukan perempuan setia, sebaiknya kau tinggalkan saja dia”
“Mwo?!  Kau……heh, aku pikir kita sahabat baik, ternyata kau iri dengan kebahagiaanku! Jebal, jangan pernah menghina pacarku dengan kasar”
“Itu benar, aku melihatnya sendiri dia sedang bersama namja lain.”
“Cukup, aku tidak mau dengar,ini motormu, aku kembalikan kuncinya, ternyata..aku salah menilaimu sebagai sahabat, aku lebih tau Sooyoung dari siapapun, bukan kau!”
Aku menatapnya dengan marah dan Taemin terdiam melihatku pergi. Malam itu aku pergi ke rumah Sooyoung, semua berjalan baik-baik saja, dia kembali mesra denganku tidak seperti biasanya. Kini aku mulai benar-benar berpikir kalau Sooyoung itu hanya iri denganku. Aku bercerita tentang sikap Taemin yang mulai membuatku kesal, tanpa aku sangka Sooyoung juga mengatakan hal yang sama kalau dia tidak suka pada sikap Taemin makanya selalu menolak untuk diantarnya. Aku lebih memilih untuk mendengarkan Sooyoung dan menjauhi Taemin,
“Jangan bilang, Taemin itu Gay! dia menyukaimu ? Sampai segitu jahatnya dia ingin kita berpisah ?”
“Mollayo, dia tidak pernah dekat dengan siapapun selain aku, selama ini dia wajar-wajar aja.”
“Aku yakin dia gay! soalnya sering liat dia sama namja lain yang namannya Seunghyun”
Aku tau siapa Seunghyuk, dia itu namja sekampus yang sekelas dengan Taemin dan terkenal sebagai koreagrafer model kampus dan memiliki sikap gemulai. Aku tidak langsung menerkam kalimat Sooyoung dalam benakku. Tapi di hatiku terdapat perasaan yang mengatakan hal yang sama,
“Apa mungkin Taemin itu gay ?”
***
Taemin sering mengirimkan pesan seolah hubungan kita tidak terjadi masalah, padahal aku masih marah karena dia itu mengfitnah Sooyoung. Aku tidak membalas smsnya, sampai suatu ketika aku benar-benar melihat Taemin bersama Seunghyuk sedang berada di ruangan tari, mereka terlihat sedang asyik menari bersama. Aku pun percaya kalau Taemin tenyata seorang Gay. Malamnya dia sms aku dan bilang kalau dia pengen mencoba menjadi seorang penari latar, Aku membalasnya dengan kasar.
“Selamat, semoga sukses bersama pasangan gay kamu.”
Taemin terkejut dan membalas dengan semua pertanyaan yang intinya menolak dugaanku, aku tidak banyak bicara, tiba-tiba nenekku meninggal dan aku harus pulang kampung sama ibuku. Aku tidak memberitahu Taemin karena masih shock dengan status barunya gay. Tidak tahan dengan smsnya yang sangat menjijikan bagiku akhirnya aku bilang padanya.
‘Taemin-ah kita tidak lagi bersahabat, jeongmal mianhae, aku tidak bisa punya teman seperti kau, jangan ganggu hidupku, aku sudah cukup lama bersamamu, 10 tahun masa remajaku hanya untuk menemanimu, kini biarkan aku jalan tanpa kamu disampingku, bukan karena kamu gay atau bagaimana tapi aku ingin hidup tanpa kamu, semoga kamu mengerti. Gomawo atas semua yang pernah kau beri’
Setelah sms itu, dia tidak lagi membalasnya. Entah apa aku benar-benar jahat atau tidak. 3 hari kemudian dia mengirimkan sms padaku.
“Harus kemana aku mencari sahabat sepertimu, Kai. Aku sudah tidak punya lagi tempat yang bisa untuk melupakan kenangan kecil kita, aku bukan gay”
“ Pergi saja ke luar negeri ke tempat ayahmu, jauh dari aku, itu paling baik, aku benar-benar sengsara untuk bersama kamu. Jebal Taemin-ah”
“Benarkah itu kemauanmu, Kai ?”
“Ne, Jebal”
“Geurae, aku akan pergi sesuai keinginan kamu. Tapi aku tidak pernah bermaksud apapun dan semua yang aku lakukan dalam hidupku adalah untuk membuat kamu bahagia dan jauh dari penderitaan”
“Ne, Gomawo aku sudah besar dan bisa melihat baik atau buruk, semoga kau mendapatkan tempat yang baik yang jauh dariku.”
Taemin akhirnya benar-benar pergi dalam hidupku dan memutuskan mendadak pergi ketempat ayahnya di luar negeri. Entah aku harus merasa bagaimana melihat perpisahan ini, tapi demi Sooyoung yang memintaku untuk tidak dekat dengannya lagi, aku harus melakukan ini karena inilah kebahagiaan aku sesungguhnya.
Seunghyuk pasangan gay yang kupikir dengan Taemin, tiba-tiba memarahiku dengan gaya bancinya. Aku terkejut, rasanya ingin kuhajar dia. Dia menyalahkanku atas kepergiaan Taemin. Tentu saja aku tidak terima,
“Jangan salahkan aku! Kalau pasangan gay kamu pergi, itu kan kemauan dia”
“Kita bukan pasangan gay, dia itu teman, orang yang menghargai perbedaan, tidak seperti kau yang sudah buta karena seorang yeoja dan tidak sadar siapa yang benar-benar orang yang harus kau percayai! Aish!”
Ia melemparkanku sekotak surat dan memintaku untuk menyimpannya, karena tidak ingin lama-lama bersama banci gila ini, akhrinya aku terpaksa menerima dan menyimpannya dalam tasku. Kalimat terakhirnya.
“SADARLAH SEBELUM TERLAMBAT, KALAU SAHABAT SEJATIMU ITU, LEBIH PENTING DARI YEOJA MURAHANMU”
***
Aku mulai curiga dengan Sooyoung yang sering susah kutemui, padahal deminya aku rela menjauhi Taemin. Aku memang tidak banyak uang saat ini karena kehilangan Taemin yang sering meminjamkanku sehingga harus bekerja partime di cafe starbuck. Aku bisa memaklumi Sooyoung yang mungkin marah padaku karena sibuk mencari uang untuk biaya pacaran kami tapi semua aku lakukan untuknya, aku hanya ingin dia bahagia.
Sebentar lagi tepat setahun aku pacaran, aku pun ingin memberikan door price padanya sebuah cincin yang kubeli dengan uang gajiku. Saat aku tiba dirumahnya, aku melihat sebuah mobil bmw, aku berjalan mendekat pintu dan melihat Sooyoung bersama namja yang asing dariku, wajahnya mungkin lebih layak di bilang paman. Sooyoung terkejut melihatku dengan namja itu. Ia kebingungan saat aku tanya siapa namja itu, dengan tanpa bersalah ia bilang, namja itu adalah calon suaminya.
Lalu siapa aku ? Ia hanya bilang hubungan kami sudah berakhir. Aku terdiam, ingin menangis melihat kejadian itu, aku pergi dengan kehampaan. Saat aku pulang, aku merenung di kamar, akan kejadian buruk hari ini. Rasa sakit di hatiku, begitu dalam. Aku mencari obat tidur yang sering kubeli karena sering susah tidur untuk melupakan stresku, tanpa sengaja kutemui surat yang dulu dibelikan Seunghyuk padaku. Kubuka lembaran itu dan terkejut dengan foto-foto Sooyoung dengan banyak namja, tanpa aku sadari ternyata username twitter yang kutemukan di perpustakaan adalah caranya untuk mencari pria yang ingin tidur dengannya, dan aku benar-benar terkejut kalau ternyata Sooyoung adalah playgirl kampus.
Sedih rasanya tak percaya dengan Taemin, saat aku menyadari kalau Taemin selama ini benar, aku benar-benar malu untuk mengatakan permintaan maafku, Taemin bukanlah gay, saat aku melihatnya di twitter kini ia sudah bersama seorang yeoja yang ia sebut kekasihnya, hatiku malu untuk memulai kalimat awal persahabatan kami yang abadi. Kisahku ini adalah kisah yang kuharapkan menjadi pelajaran untuk siapapun, semoga saja kalian mengerti arti pesahabatan diantara cinta itu sangat tipis untuk dibedakan.
Pilihan terbaik dalam hidupmu adalah memilih keduanya dalam hidup dan berjalan dengan bersama.
***
Happiness is to see him happy even though he asked us to split up and forget all the memories we had shared childhood.
The End.

1 komentar:

  1. EXCUSE ME BUT THIS IS MY FF!
    SAYA ADALAH AUTHOR LEE YONG MI DAN ANDA TIBA-TIBA SAJA ME-REPOST TANPA SEIZIN SAYA? SIAPA ANDA DAN APA HAK ANDA UNTUK ME-REPOST FF SAYA? APA PERLU SAYA MEMINTA PADA SEMUA READERS SAYA UNTUK ME-REPORT SPAM BLOG ANDA SEHINGGA BLOG ANDA DIHAPUS? CIH. HARAP PUNYA RASA MALU DAN HAPUS SEGERA FF SAYA, ATAU ANDA AKAN SAYA LAPORKAN PADA SEMUA ORANG SEBAGAI PLAGIATOR!
    SAYA PERWAKILAN DARI AUTHOR PHR! ANDA MENG-COPAS SEMUANYA DARI BLOG KAMI BERDUA! HARAP PUNYA RASA MALU, SEKALI LAGI!

    BalasHapus